Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Sarajevo akan menjadi tuan rumah parade LGBT pertama Bosnia dan Herzegovina pada 8 September, menurut aktivis LGBT negara itu.

Kelompok yang terdiri dari  15 pemimpin komite initiative Bosnian-Herzegovinian (BiH) Pride March mengatakan kepada pers bahwa pawai yang direncanakan tersebut akan menjadi protes terhadap ketidaksetaraan dan kurangnya akses yang sama ke ruang publik untuk komunitas LGBTI..

“BiH akhirnya mendapatkan Pride March-nya, sebuah protes terhadap ketidaksetaraan dan pelanggaran hak asasi manusia dari LGBT,” kata Branko Ćulibrk, seorang aktivis dan anggota komite penyelenggara BiH Pride March.

“Ini adalah perang melawan kekerasan dan tuntutan untuk akses ke ruang publik yang setara dengan semua warga negara lain.”

BiH menggunakan referensi “Door, please!” Sebagai slogan untuk Pride March tersebut.

Kelompok itu mengatakan ungkapan ini sering terdengar di transportasi umum di seluruh Bosnia dan Herzegovina. Ini juga mengacu pada membuka pintu lemari dalam pepatah coming out of the closet yang dikatakan orang LGBT ketika membuka orientasi seksual atau identitas gender mereka kepada orang lain.

Aktivis Lejla Huremović mengatakan pada konferensi pers bahwa BiH tidak hanya memperjuangkan kebebasan LGBT tetapi untuk kebebasan semua orang dan kelompok yang mengalami kekerasan dan yang dikucilkan dari masyarakat.

Lejla Huremović menekankan bahwa orang-orang LGBT di Bosnia dihadapkan pada diskriminasi dan kekerasan setiap hari, dalam keluarga mereka, sekolah, lembaga-lembaga publik dan di jalan.

Menjadi gay di Bosnia dan Herzegovina tetap merupakan kejahatan sampai tahun 1998 dan tidak ada acara LGBT yang terjadi sebelum sekarang karena masalah keamanan.

Menurut LSM Amnesty International, pengucilan sosial dan diskriminasi di antara komunitas LGBT masih tersebar luas di Bosnia dan Herzegovina.

LSM itu mengatakan polisi Bosnia terus gagal dalam menyelidiki tindakan kekerasan dan diskriminasi terhadap komunitas LGBT.

Meskipun menjadi gay tidak lagi merupakan kejahatan, rumah tangga yang dijalani oleh pasangan sesama jenis tidak berhak atas perlindungan hukum yang sama yang tersedia untuk pasangan lawan jenis.

Menurut jajak pendapat tahun 2015 oleh Sarajevo Open Center (SOC), 51% orang LGBT mengalami beberapa jenis diskriminasi. (R.A.W)

Sumber:

euronews