Search
Close this search box.

SuaraKita.org – The Warehouse Group, sebuah perusahaan ritel di Selandia Baru memperkenalkan sebuah kebijakan untuk mendukung pegawai yang sedang mengalami perubahan gender. Kebijakan tersebut menawarkan 10 hari cuti dan dukungan kepada para pegawai di perusahaan dan anak perusahaan mereka The Warehouse, Warehouse Stationery, Noel Leeming, dan Torpedo 7. Kebijakan baru ini mengikuti kebijakan sesama perusahaan ritel lain, Countdown, yang memperkenalkan kebijakan serupa di bulan Mei.

Perusahaan tersebut berjanji untuk mengizinkan pegawai menggunakan nama dan kata ganti pilihan untuk karyawan transgender. Para pegawai transgender juga memiliki hak untuk menggunakan cuti sakit untuk perawatan medis selama masa transisi mereka, dan dapat menggunakan kamar mandi dan ruang ganti yang sesuai dengan identitas gender mereka.

Koordinator nasional Organisasi LGBT InsideOut Tabby Besley mengatakan bahwa setiap perusahaan yang memberikan kebijakan yang mendukung pegawai transgender adalah sangat menakjubkan.

“Saya ingin melihat lebih banyak bisnis yang mengikuti dan mengenalkan kebijakan yang mendukung pegawai transgender,” katanya.

“Saya juga ingin melihat The Warehouse berangkat ke tingkat dukungan lebih lanjut melalui toko mereka, pakaian mereka masih bergender, jadi mengapa tidak memberikan dukungan kepada pelanggan mereka.”

Menurut Tabby Besley, tantangan utama bagi individu transgender di tempat kerja adalah memiliki jaringan yang mendukung.

Kepala divisi sumber daya manusia The Warehouse Anna Campbell mengatakan, membuat seseorang merasa diterima merupakan prioritas. Mereka sedang mengerjakan prakarsa inklusivitas lebih lanjut untuk mendukung keberagaman dalam tubuh perusahaan.

“Kami telah bekerja sama dengan organisasi pemerhati hak pegawai LGBT Rainbow Tick untuk memastikan kebijakan tersebut sesuai dengan praktik terbaik, dan kami sedang mengerjakan proses mendapatkan akreditasi Rainbow Tick,” katanya.

Direktur Rainbow Tick, Michael Stevens mengatakan The Warehouse “memberikan contoh bagus untuk seluruh bisnis Selandia Baru”.

“Kebijakan seperti ini sangat penting. Semakin banyak individu transgender terbuka tentang siapa mereka dan sangat penting bahwa bisnis dapat mendukung mereka,” katanya.

Pimpinan Manawatu Lesbian and Gay Rights group (MALGRA) Rachel Hoskin mengatakan bahwa transfobia masih ada di masyarakat dan persepsi dan sambutan negatif pun masih ada.

Rachel Hoskin mendukung kemajuan yang dilakukan oleh perusahaan Ritel Countdown, namun dia juga mengatakan bahwa Selandia Baru masih banyak membutuhkan ruang untuk pemahaman dan penerimaan. (R.A.W)

Sumber:

Stuff