Search
Close this search box.

[Puisi] Pemerkosa Aturan Negara

Pemerkosa Aturan Negara*


Bungong jeumpa bungong jeumpa megah di Aceh

Bungo teulebeh, teulebeh indah lagoina

Bungong jeumpa bungong jeumpa megah di Aceh

Bungo teulebeh, teulebeh indah lagoina

Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon

Luroh mesususon messuson nyang mala-mala

Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon

Luroh mesususon messuson nyang mala-mala

(dinyanyikan dalam nada getir)

Ribuan kupu-kupu hidup di jalan

mencari makan di bawah lampu kota

menadah nanah segala nadah lelaki tak bernama

dituduh pula kami si biang HIV

Sering kaki negara mengejar kami hingga ke kali

memaksa penjara atau perkosa

kuda hukum anti prostitusi, mereka tunggangi sekecang-kecangnya

Mana ada pemerkosa yang pakai kondom

Ahai! Mereka itulah si biang virus

Mereka itulah si  biang kematian

Pemerkosa tafsiran agama

yang mengasingkan kami dari kehormatan manusia

Pemerkosa yang menghantui pikiran-pikiran keluarga

melempar kami dari tempat yang paling  aman

Pemerkosa hidup bersama

yang membuat kami tak sanggup sekolah

tak ada jalan menjadi pekerja yang mereka anggap terhormat

Pemerkosa aturan negara

yang menjadikan kami pejahat berlipat-lipat

Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon

Luroh mesususon messuson nyang mala-mala

Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon

Luroh mesususon messuson nyang mala-mala

(dinyanyikan dalam nada marah)

Dunia yang takut HIV membawa uang berkarung-karung

merayu kami untuk tak jadi penyebar HIV

Mengapa mereka tak datang  pada para pemerkosa itu!

Dunia semakin buta

menebar aturan-aturan untuk memusnahkan sesama

mengaku-ngaku beragama sambil menyaingi Pencipta,

 

 

Dewi Nova

Pamulang, 20 November, Setiap Tahun.

 

*Puisi ini dipersembahkan untuk setiap transgender yang sedang memperjuangkan kemanusiannya dan instiusi negara dan agama yang lalai pada kemanusiaan mereka.

Bagikan