Search
Close this search box.

[Liputan] Wayang Kakung dan Cairnya Ekspresi Seksualitas di Atas Panggung

Suarakita.org – Sebuah perhelatan seni budaya dengan tajuk Wayang Kakung (wayang laki-laki) sukses digelar oleh Perkumupulan Wayang Orang Bharata di gedung Kautaman Pewayangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu sore (31/1). Perhelatan ini mengundang berbagai pesohor negeri termasuk Guruh Soekarno Putra. Wayang Kakung merupakan pagelaran wayang yang kesemua peran perempuan, termasuk ratu-ratu dan dayang-dayang diperankan oleh laki-laki.

“Pada pagelaran kali ini kami sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan martabat perempuan maupun laki-laki yang berdandan perempuan (transgender -red.). Ini murni kami lakukan sebagai sebuah inovasi di dalam kesenian” ungkap Teguh ‘Kenthus’ sebagai sutradara pagelaran.

Pada kesempatan yang ketiga kalinya ini, Wayang Orang Bharata berhasil menampilkan lakon epik berjudul Srikandi Larasati. Srikandi (Teguh ‘Kenthus’ Ampiranto) Larasati (Indra Bekti) mengisahkan tentang upaya kedua istri Arjuna ini menangkap penculik senjata Arjuna yang telah menyamar sebagai mereka.

“Memerankan peran wanita bagi kami merupakan tantangan tersendiri. Namun, sahabat-sahabat seniwati Wayang Orang Bharata tidak lelah-lelahnya mendukung kami agar tetap menampilkan yang terbaik.” tambah Kenthus.

Ketika Suara Kita menanyakan latar belakang mengapa tema cross-dressing diusung, Kenthus memaparkan bahwa sumber daya kesenian di Indonesia ternyata tidak kalah pamor dengan Thailand. “Di Pattaya, Thailand, banyak gelaran tari yang diperankan oleh laki-laki yang berdandan perempuan walaupun mereka hanya menampilkan tari Kabaret yang kurang memamerkan tradisi. Ponontonnya bahkan rela antri selama berjam-jam. Sebetulnya kami ingin menunjukkan jika kalangan seniman laki-laki Indonesia, khususnya Wayang Orang Bharata justru memiliki mimik tari perempuan yang lebih bagus. Intinya, Indonesia lebih komplit tradisinya.” papar Kenthus

Antusiasme dan apresiasi penonton terhadap pementasan ini bisa dikatakan sangat tinggi. Tiket sudah habis dipesan sejak seminggu sebelum pagelaran dimulai.

Perkumpulan Wayang Orang Bharata sendiri setiap Sabtu malam rutin menggelar pementasan dengan tema yang variatif di Gedung Bharata Purwa yang berlokasi di Senen. (Wida)