Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Untuk beberapa alasan, sebagai budaya kita terobsesi dengan identitas seksual masing-masing. Jadi,kita bisa terpaku pada identitas gender apa pun yang tidak dianggap “normal”. Dengan terwakilinya kelompok transgender di media, hal ini menjadi topik yang menarik bagi banyak orang. Melela sebagai transgender adalah keputusan pribadi dan proses yang rapuh. Outing atau membuka identitas gender seseorang sebelum mereka siap atau tanpa persetujuan mereka sebenarnya sangat berbahaya karena berbagai alasan. Inilah beberapa alasan mengapa hal tersebut adalah sebuah ide yang buruk.

Upaya bunuh diri: Survei Diskriminasi Transgender Nasional, Amerika mengungkapkan bahwa 41 persen orang transgender telah mencoba bunuh diri. Penyebabnya sebagian besar dianggap sebagai pelecehan dan pelecehan. Mengeluarkan seseorang sebelum mereka siap dapat menempatkan mereka di tempat yang tidak aman, yang dapat menyebabkan kerusakan.

Tunawisma: Remaja transgender yang mengalami outing oleh orang lain cenderung memiliki kehidupan di sekolah dan rumah yang bergolak dan masalah penyalahgunaan narkoba. Ini membuat mereka lebih mungkin menjadi tunawisma. Pengangguran dan tingkat kemiskinan di kelompok transgender ngkanya cukup tinggi merupakan salah satu penyebab tunawisma.

Kehidupan sekolah yang tidak aman: 80 persen individu transgender melaporkan mereka ditindas dengan kejam di sekolah. Hal ini mengarah pada masalah harga diri yang serius dan masalah kesehatan mental. Jika seorang anak mengalami outing saat masih di sekolah, hal itu dapat membuat mereka lebih rentan terhadap perlakuan kasar di sekolah.

Keamanan terkait kerja dan pekerjaan: Outing seseorang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka, dan mata pencaharian mereka. Menurut laporan nasional Amerika tentang diskriminasi transgender, 26 persen individu transgender telah dipecat dari pekerjaan berdasarkan identitas mereka. 50 persen telah mengalami pelecehan di tempat kerja.

Kekerasan: Tidak semua komunitas aman bagi transgender, dan bahkan komunitas yang aman belum tentu dapat melindungi semua orang dari kebencian di dunia. Dari semua kasus pembunuhan LGBT, 72 persen adalah transgender perempuan di mana 67 persennya adalah transgender perempuan dengan kulit berwarna. Tidak dapat dibantah bahwa tindak kekerasan dan pembunuhan adalah ancaman nyata bagi transgender. Outing seseorang yang tidak berada di tempat yang aman bisa saja mematikan.

Kata-kata yang menyakitkan: Membuka identitas seksual atau gender seseorang sebelum mereka siap dapat mengilhami pelecehan dari orang lain. Ujaran kebencian akan berujung di stereotip yang buruk dan kefanatikan. Hal ini bukan saja berbahaya bagi orang tersebut, tetapi juga berbahaya bagi penerimaan sebagai norma.

Penyiksaan: 19 persen individu transgender telah melaporkan kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga. Mereka juga 1,7 kali lebih mungkin menjadi korban pelecehan seksual. Penyiksaan dapat menyebabkan depresi, dan bahkan bunuh diri. Outing seseorang dapat menempatkan mereka berhadapan dengan penyiksaan di luar sana.

Menempatkan stigma karena menjadi transgender: Outing identitas gender seseorang dapat memberi kesan bahwa hal itu adalah rahasia kotor. Hal itu tampak seperti sesuatu yang seharusnya disembunyikan, tetapi ternyata tidak. Mereka mungkin masih terkurung karena masalah keamanan atau karena mereka tidak siap, bukan karena itu adalah sebuah rahasia kotor.

Depresi: Angka bunuh diri sangat mengejutkan di komunitas transgender. Ini karena stigma dan pelecehan terhadap mereka yang dapat menyebabkan depresi berat. Seseorang yang melela mungkin tidak siap secara emosional untuk melela.

Melanggar privasi dianggap normal: Budaya kita usil. Kita memiliki akses ke banyak informasi tentang satu sama lain. Faktanya adalah, identitas gender bersifat pribadi, dan bukan sesuatu yang dapat disebar-sebar oleh orang. Banyak hal yang kita bagikan tentang orang lain di masyarakat saat ini bersifat pribadi, detail pribadi ini dapat berbahaya untuk diungkapkan dan hanya boleh dibagikan oleh orang yang bersangkutan.

Peran Internet: Sesuatu yang bersembunyi di balik keyboard membuat orang tidak mengenal ampun. Dampak buruk dari pembicaraan dan ancaman jauh lebih parah saat ini. Orang-orang juga cenderung bergosip di internet. Informasi menyebar lebih cepat. Outing atau juga mendiskusikan identitas pribadi seseorang di internet bukan saja dapat menimbulkan kemungkinan informasi tersebut jatuh ke tangan yang salah, tetapi juga dapa memicu pelecehan.

Ketidakpekaan: Perasaan berhak kita terhadap kehidupan pribadi orang lain dapat merusak kita sebagai sebuah budaya. Tidak sensitif, terlalu mengganggu dan memaksa seseorang untuk melela dapat membuat mereka seolah-olah bukan pemilik kebenaran terhadap diri mereka sendiri. Hal ini kebanyakan ditujukan kepada komunitas transgender, sebuah sikap yang berbahaya jika menjadi budaya.

Tidak manusiawi: Outing terhadap seseorang dan mengambil alih identitas pribadi mereka adalah tidak manusiawi dan kurang berempati. Setiap orang bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, dan ketika Anda mengambil itu dari seseorang, hal ini terlihat seolah-olah mereka tidak memiliki hak sebagai manusia.

Meskipun ikon transgender seperti Caitlyn Jenner dan Laverne Cox memberikan representasi kepada komunitas transgender dan membawa isu-isu transgender di luar sana, mereka adalah bukti bahwa ikon yang paling istimewa pun tidak kebal terhadap bahaya. Mereka berdua menerima pelecehan dan keduanya mengalami depresi. Caitlyn Jenner melela sendiri, tetapi sebelum itu banyak media yang mencoba membuka identitas gendernya. Timbul spekulasi-spekulasi untuk waktu yang lama. Sutradara Lilly Wachowski baru-baru ini dipaksa melela oleh seorang wartawan.

Transgender bukanlah sebuah “cerita.” Individu transgender bukan bahan olok-olok. Ya, orang-orang ingin tahu tentang proses transisi, tetapi mereka harus dididik daripada memelototi individu transgender dan menempatkan mereka sebagai bahan penarik perhatian orang lain. Melela adalah langkah yang bersifat pribadi bagi individu transgender dan tidak ada orang lain yang dapat mengganggu-gugat. (R.A.W)

.
Sumber:

Rebel circus