Search
Close this search box.

[Liputan] Film Produksi Suarakita Bulu Mata Meraih Piala Citra Film Dokumenter Panjang Terbaik FFI 2017

Oleh : Dwipa Pangga

SuaraKita.org – Dihadapan Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, para sineas  dan undangan yang hadir dalam malam puncak perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2017 di Manado, Sabtu malam (11/11)  menjadi saksi film produksi Suarakita  Bulu Mata sebagai pemenang Film Dokumenter Panjang Terbaik FFI 2017.

Dibacakan oleh aktor Dion Wiyoko dan penulis Djenar Maesa Ayu, Film Bulu Mata berhasil mengungguli enam nominasi film dokumenter panjang lainnya. Film produksi Suarakita dan disutradarai Tonny Trimarsanto berhasil mengalahkan finalis film lainnya : Balada Bala Sinema- Yudha Kurniawan ; Banda : The Dark Forgetten Trail – Jay Subiakto ; Ibu (An Extraordinary Mother) – Patar Simatupang ; Negeri Dongeng – Anggi Frisca , Tarling is Darling – Ismail Fahmi Lubis.

Produksi  Suarakita, Film Bulu Mata menceritakan tentang komunitas transgender yang dihidup di Aceh.  Pergulatan batin berkaitan dengan identitas sebagai transgender, hubungan dengan sesama transgender,  bahkan hubungan dengan keluarga dan masyarakat diangkat dengan apik. Digambarkan juga bagaimana transgender menyikapi pemberlakuan Qanun Jinayah di Aceh.

Tema yang dituangkan dalam film ini, telah menarik perhatian para juri untuk mentahbiskan Film Bulu mata sebagai  peraih piala Citra untuk film dokumenter  panjang terbaik FFI 2017 . Digarap serius selama enam bulan dan dukungan sumber daya berbagai pihak , film ini berhasil mendokumentasikan sebuah kehidupan individu dan komunitas transgender yang selama ini terpinggirkan. Apalagi dengan setting Aceh yang menerapkan syariat Islam, membuat film ini menarik ditonton.

Durasi film Bulu Mata sepanjang kurang lebih 1 jam, akan membawa penonton untuk berkenalan dengan perjuangan hidup transgender di Aceh yang masih lekat dengan stigma dan diskriminasi.  Betapa susahnya hidup menjadi diri sendiri dan berekspresi dialami juga hampir semua individu/kelompok LGBT di Indonesia. Tahun ini panitia FFI mengusung tema keberagaman, hingga pantas film ini hadir di FFI untuk menceritakan keberagaman gender dan seksualitas yang ada di bumi serambi Mekah.

Kemenangan Film Bulu Mata di ajang bergengsi FFI 2017, disyukuri di Suarakita. Dan sebagai pendorong bagi Suarakita untuk membuat film-film dokumentasi  selanjutnya tentang keberagaman gender dan seksualitas yang ada di nusantara. “Semoga bukan film pertama dan terakhir”, ujar Teguh Iman salah seorang Dewan Pengurus Suarakita menanggapi kemenangan Bulu Mata di FFI 2017. Kemenangan ini tidak semata ditujukan buat Suarakita yang memproduseri film ini, tetapi lebih ditujukan untuk segenap pendukung film , para transgender Aceh yang sudah bersedia untuk diangkat kisah mereka dalam bentuk film dokumentasi. Para transgender Aceh lah yang paling layak mendapatkan piala Citra. Selamat.