Search
Close this search box.

[Liputan] Perlunya Hotline Kesehatan Mental

Oleh: Siti Rubaidah

SuaraKita.org – Bunuh diri adalah sebuah persoalan yang serius dan harus dicegah. Data yang dilansir oleh Kompas (8/9/2016) yang manyatakan bahwa di Indonesia setiap jam terdapat satu orang yang bunuh diri sangatlah mengkhawatirkan. Sehingga harus ada upaya serius untuk mencegah bunuh diri dan menurunkan angka kematian akibat bunuh diri.

Menurut keterangan Iput (Sahabat Pulih), ada beberapa tradisi bunuh diri di Indonesia yang berhubungan dengan kepercayaan. Seperti di Gunung Kidul ada kepercayaan yang mengatakan bahwa kalau rumahnya didatangi oleh cahaya misterius yang dipercaya sebagai sebuah kekuatan gaib maka tidak lama si pemilik rumahnya akan bunuh diri. Orang yang kena pulung tersebut tidak punya daya untuk menolak dan seolah sudah ditakdirkan untuk mati dengan cara gantung diri. Tradisi itu yang disebut dengan tradisi Pulung Gantung. Tradisi lain juga temukan di Toraja, ketika seseorang merasa sudah memalukan nama baik keluarga maka mereka akan bunuh diri. Tradisi ini hampir mirip dengan tradisi Harakiri di Jepang, yang dilakukan demi National Pride.

Tingginya angka bunuh diri dan minimnya akses kesehatan mental di Indonesia mendorong Pulih untuk mengembangkan hotline kesehatan mental. Hal ini sebagai respon Pulih dalam menjawab persoalan minimnya akses kesehatan mental bagi masyarakat terutama yang rentan bunuh diri. Sebenarnya Kementerian Kesehatan mempunyai hotline semacam ini, tetapi hotline-nya jarang aktif. Dulu juga pernah ada website www.janganbunuhdiri.com dan hotline-nya tetapi sekarang sudah tidak aktif lagi.

Dr. Livia Iskandar, Psi seorang psikolog di Pulih at the Peak* mengatakan “Pernah kami telpon hotline Kementerian Kesehatan ketika menangani klien yang berusaha bunuh diri. Tetapi responnya hanya meminta agar kami melaporkan ke kepolisian terdekat. Padahal situasinya sudah sangat kritis.”

Selanjutnya, “Memang akses untuk kesehatan mental itu di Indonesia masih terbatas. Untuk itulah Pulih berinisiatif mengembangkan hotline kesehatan mental ke depan. Sehingga ketika seseorang membutuhkan bantuan bisa langsung mengontak hotline kesehatan mental”

Orang yang berniat bunuh diri seharusnya kita ajak bicara, dan jangan sekali-kali kita menganggap sebagai kata atau kalimat bercanda. Kita tidak tahu pasti keadaan seseorang ketika mengucapkan kalimat tersebut. Bisa jadi mereka membutuhkan teman setelah menerima segala penolakan terhadap dirinya. Sehingga yang terbaik berkatalah, “Don’t do that. You’re never alone. Just come to us.”

Saat seseorang depresi, maka mereka merasa sendiri, merasa tidak ada harapan dan semuanya gelap. Setiap orang punya masa pasang dan surutnya masing-masing, dan ketika tiba-tiba terbersit di pikiran untuk melakukan bunuh diri, sebaiknya memintalah bantuan kepada sahabat terdekat atau orang di luar kita. Ketika keluarga kita tidak bisa menerima maka kita cari teman-teman baik kita. Berharap dari merekalah akan terbangun dukungan, karena kadang bantuan dan dukungan itu sama sekali tidak terlihat.

Ada sebuah kejadian yang mungkin bisa dijadikan contoh. Ada seorang teman mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang cukup luar biasa dari suaminya dan sudah berniat meminum racun.  Sempat terbersit di kepalanya untuk mencari tahu apa saja yang termasuk instead medication (bukan obat).  Saat itu dia salah mengetik meditation. Langsung keluarlah semua tulisan tentang meditasi. Akhirnya dia melakukan meditasi di Bali, melakukan tapabrata, puasa bicara, dll. Dan ternyata itulah yang menyelamatkan hidupnya.

Ada juga pengalaman seorang teman di Amerika yang mencoba bunuh diri dengan cara meminum obat anti depressannya hingga over dosis. Akibat perbuatannya tersebut jantungnya sempat berhenti dan harus dipompa. Saya datang dan mengatakan, “Don’t do that, kami datang karena kami peduli kamu dan orang temenan itu bukan kalau pas senengnya saja. Just come to us.”

Biasanya teman baik akan selalu datang untuk membantu, tetapi yang terpenting adalah bahwa kita harus reach out (mencari) orang-orang di luar kita pada saat kita merasa tidak mampu untuk mengatasi persoalan kita sendiri. Pada saat kita berada di titik terendah kehidupan kita dan merasa bahwa hidup sudah tidak ada lagi gunanya maka kita harus mencari pertolongan.

Mencari pertolongan itu bukan pertanda kelemahan, tetapi memang manusia hidup butuh manusia lainnya. Dan tergantung dengan kita sendiri, bagaimana kita memaknai hidup.

“Saya percaya setiap orang lahir di dunia ini untuk sesuatu yang berarti, dan kita harus senantiasa mencari arti kita sendiri. Atau bagaimana kita bisa membuat perubahan minimum pada satu orang saja dalam hidup kita. Dan menurut saya, itu sudah merupakan indikator kesuksesan. Bagi saya, kita perlu mendefinisikan indikator kesuksesan sesuai dengan diri kita sendiri, sesuai dengan kelebihan dan kemampuan kita, “ tuturnya bijak.

Ibarat seekor katak yang masuk ke dasar sumur, ketika melihat sekelilingnya yang ada hanya gelap. Tetapi ketika dia melihat ke atas ternyata masih ada langit dan cahaya. Setitik cahaya di langit menjadi pertanda akan datangnya sebuah harapan.

 

*Jika teman-teman membutuhkan pertolongan terkait isu-isu bunuh diri, hubungi Pulih at the Peak di halaman Facebook-nya atau kirim email di pulihatthepeak@gmail.com