Search
Close this search box.

300px-LGBT_flag_map_of_Japan.svgSuaraKita.org – Pelajar LGBT di jepang masih mengalami bullying di sekolah. Dan pemerintah adalah pihak yang dianggap paling bersalah akan hal ini. Demikian menurut laporan dari Human Rights Watch, sebuah LSM pembela hak asasi manusia yang bermarkas di New York .

Diberi judul “The Nail That Sticks Out Gets Hammered Down: LGBT Bullying and Exclusion in Japanese Schools”. 84 halaman laporan tersebut berisi tentang seringnya para siswa LGBT di Jepang mengalami diskriminasi dalam lingkungan sekolah.

Dalam laporannya, sebanyak 86% dari 458 siswa LGBT yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka masih melihat dan mendengar bahwa siswa LGBT masih mendapatkan ancaman, penghinaan serta mengalami kekerasan di sekolah dari teman sebaya atau guru. Human Rights Watch mengklaim bahwa sebagian besar kejadian ini disebabkan perlindungan bagi siswa LGBT bukan menjadi prioritas dalam aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan program pelatihan bagi tenaga pengajar.

“Ketika siswa coming out sebagai LGBT, mereka menderita bullying. Mereka merasa terisolasi, karena mereka tidak mengenali diri mereka sendiri dalam buku pelajaran sekolah mereka atau salah satu pelajaran yang sedang diajarkan, ” demikian jelas Kyle Knight, seorang peneliti dari Human Rights Watch yang memimpin penelitian di Jepang dalam konferensi pers di Tokyo.

Walaupun pemerintah Jepang beberapa waktu terakhir telah menunjukkan sikap mendukung siswa LGBT, akan tetapi kebijakan anti-bullying seakan bisu bagi diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender. Pemerintah harus segera membawa kebijakan untuk melindungi siswa LGBT sesuai dengan standar internasional dengan tenaga praktisi terbaik. (Radi Arya Wangsareja)

Laporan penelitian dapat diunduh disini

Sumber

Japan Times

International Business Times