Search
Close this search box.
Yahya Jammeh mengancam akan menggorok leher kaum homoseksual di negaranya. (Mark Wilson/Getty Images)
Yahya Jammeh mengancam akan menggorok leher kaum homoseksual di negaranya. (Mark Wilson/Getty Images)

Suarakita.org- Presiden sebuah negara kecil di Afrika mengancam akan menghukum mati seluruh homoseksual di negaranya jika tertangkap. Negara ini memang terkenal anti homoseksual, salah satunya diwujudkan dengan undang-undang kriminalisasi kaum gay.

Diberitakan RT.com, ancaman ini disampaikan oleh Presiden Yahya Jammeh dari Gambia saat berpidato di hadapan rakyatnya, Rabu (13/5). “Jika kau melakukannya (di Gambia) Saya akan menggorok lehermu,” kata Jammeh dalam bahasa Wolof.

“Jika kau lelaki dan ingin menikahi lelaki lainnya di negara ini dan kami menangkapmu, tidak akan ada yang melihatmu lagi, dan tidak ada orang kulit putih yang bisa membantumu,” lanjut Jammeh dalam pidatonya di kota Farafeni itu.

“Orang kulit putih” yang disebut Jammeh kemungkinan adalah Uni Eropa, yang menghentikan bantuan kemanusiaan sebesar 13 juta euro untuk Gambia pada Desember 2014 karena tuduhan pelanggaran HAM. Saat ini, bantuan untuk Gambia hanya datang dari negara-negara Timur Tengah.

Penghentian bantuan untuk Gambia dilakukan UE setelah Jammeh menandatangani undang-undang yang memperberat hukuman bagi kaum homoseksual. Dalam undang-undang itu diatur hukuman penjara seumur hidup bagi pelaku homoseksual yang tertangkap beberapa kali, atau menderita HIV dan AIDS akibat praktik tersebut.

Sebelumnya, homoseksual memang telah dianggap kejahatan di Gambia dengan hukuman maksimal 14 tahun.

Ini bukan kali pertama Jammeh menyerang homoseksual dalam pidatonya. Februari lalu, dia menyebut kaum gay sebagai “kutu-kutu” yang harus dibasmi “seperti malaria yang disebabkan oleh nyamuk”. Tahun 2008, dia meminta seluruh gay meninggalkan negara itu jika tidak ingin kepalanya terlepas dari badan.

Jammeh memimpin negara berpenduduk 1,9 juta itu setelah melakukan kudeta pada 1996. Dia selamat dari upaya penggulingan pada Desember 2014. Salah satu motor kudeta terhadap Jammeh adalah dua warga Amerika Serikat yang mengaku “ingin mengembalikan demokrasi ke Gambia dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya.”

Dia juga dikenal beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang mencengangkan. Dia sempat mengatakan bahwa bibinya meninggal tahun 1999 karena disihir. Pada 2007 dia mengklaim bisa menyembuhkan HIV/AIDS dengan obat herbal. (den)

Sumber: CNN Indonesia