Search
Close this search box.

Liputan IDAHOT 2014 di Sulawesi Tengah (Palu)

Suarakita.org-  Dalam rangka memperingati IDAHOT 2014, Gema Lentera Peduli Tadulako (MALEO SULTENG) menyelenggarakan serangkaian kegiatan pada tanggal 10 Mei 2014 dan tanggal 17 Mei 2014, dengan tema “THIS IS ME”. Untuk tahun ini, kegiatan Maleo ini didukung oleh teman-teman dari kelompok waria POMPEGAYA SULTENG (Kelompok Minoritas Peduli Gaya Sulawesi Tengah), LSM Aids Support Center (ASC), KPNK (Kelompok Pemuda Nunu Kreatif) dan LK NU (Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama) serta KPAP Sulteng.

Pada tanggal 10 Mei 2014, Maleo Sulteng melakukan penyuluhan/memberikan materi terkait SOGIE (Sexual Orientation, Gender Identity and Expresion) dan SRHR (Sexual Reproduction Health and Rights). Dilakukan di lokasi pemancingan Tanggul Nosarara, Kelurahan Nunu, Kota Palu pada pukul 22.00 WITA sampai 24.00 WITA, dengan jumlah peserta sebanyak 17 orang yang berasal dari internal anggota Maleo Sulteng (kelompok LSL, dengan usia 15 tahun hingga 27 tahun), Pompegaya Sulteng (kelompok waria), beberapa teman lesbian dan beberapa teman LGBT friendly. Rangkaian kegiatan ini dipandu oleh M. Rafiq selaku penanggungjawab kegiatan IDAHOT (yang juga saat ini menjabat Koordinator Divisi Hukum dan HAM).

(Rifky Sekretaris Gema Lentera Peduli Tadulako sedang memberikan materi terkait SRHR Sexual Reproduction Health and Rights.Foto, Ichan)
(Rifky Sekretaris Gema Lentera Peduli Tadulako sedang memberikan materi terkait SRHR Sexual Reproduction Health and Rights.Foto, Ichan)

Kegiatan dibuka dengan pemberian materi SRHR oleh Moh. Rifky selaku Sekretaris Gema Lentera Peduli Tadulako (yang juga sebagai tenaga PL NU). Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi, dimana isu otonomi tubuh menjadi bahasan menarik karena dihubungkan dengan kebebasan individu untuk melakukan hubungan seksual secara bebas ataupun komersil dan bagaimana seorang perempuan memiliki kebebasan untuk melakukan aborsi.

Peserta diskusi kemudian melakukan kesepahaman akan pentingnya pendidikan reproduksi secara komprehensif agar individu mampu mengenali hak-hak seksualnya, memiliki informasi yang baik serta menjadikan individu lebih menghargai tubuhnya (alat reproduksi).

Kemudian kegiatan dilanjutkan dnegan pemberian materi SOGIE oleh Ichan selaku Ketua Gema Lentera Peduli Tadulako, dan saat sesi diskusi peserta sangat interaktif dalam bertanya terkait gender, orientasi seksual serta apakah ada kaitan antara ekspresi dengan orintasi seksual. Salah satu peserta sempat merasa keberatan dengan adanya seorang LSL yang sangat kemayu (sissy/ngondeg) dan terlihat pure bottom tetapi mengakui dirinya sebagai top, sehingga pembahasan terkait ekspresi menjadi cukup hangat. Terlebih pada saat kegiatan ada salah satu peserta yang berusia muda (15 tahun) sudah mendefinisikan dirinya seorang bisesksual karena saat ini menjalin cinta dengan seorang pria (teman sejak kecil) dan seorang perempuan (teman sekolah).

Dari hasil kegiatan didapati bahwa sebagian peserta masih kurang paham dengan konsep SOGIE, dan ternyata pentingnya pendidikan seksualitas sejak usia remaja.(Ichan-Ketua Maleo Sulteng)