Search
Close this search box.
Ilustrasi pornografi (Thinkstockphoto)
Ilustrasi pornografi (Thinkstockphoto)

Ourvoice.or.id- Walaupun akan terbit pada tahun depan, jurnal telah memicu perhatian akademisi dunia. Seperti apa isi publikasi ilmiah ini?

Topik tentang seks dan produk budaya yang merujuk kepadanya biasanya selalu dianggap tabu untuk dibicarakan. Namun, Routledge akan memicu perbincangan serius tentangnya dengan menerbitkan jurnal khusus pornografi pertama di dunia, Porn Studies.

Porn Studies akan dipublikasikan mulai tahun 2014. Routledge mendeskripsikan jurnal ini sebagai “jurnal peer review internasional pertama yang didedikasikan untuk secara kritis menggali produk budaya dan pelayanan yang dianggap pornografi serta konteks budaya, ekonomi, sejarah, legal, institusional, dan sosial yang dimiliki.”

Diberitakan New York Times, Selasa (30/4), jurnal terutama akan menaruh perhatian khusus pada masalah seksualitas, jender, ras, kelas, usia, dan kemampuan seksual. Meski masih akan terbit setahun lagi, jurnal yang akan diedit oleh dua akademisi Inggris, Feona Attwood dan Clarisaa Smith, ini sudah menarik perhatian banyak ilmuwan dunia.

Julie Peakman, sejarawan University of London dan penulis buku “Mighty Lewd Books: The Development of Pornography in the Eighteenth-Century England” itu mengatakan, “kita telah menunggu lama kehadiran jurnal akademik yang menaruh perhatian pada representasi seksualitas manusia secara serius seperti seharusnya didapatkan.”

“Saya menantikan perdebatan yang hidup dan serius lintas bidang kajian lewat jurnal ini,” sambung Peakman. Ilmuwan dari belahan dunia mana pun berhak memasukkan artikel atau hasil kajiannya ke jurnal ini. Salah satu syaratnya adalah panjang artikel sekitar 5.000 – 8.000 kata untuk tiap makalah, 500 -1.500 kata untuk forum, dan 800 – 1.500 kata untuk resensi buku.

Topik tentang seksualitas mendapat perhatian setelah beberapa universitas ternama, seperti Harvard dan Yale, mengadakan beragam acara yang membahas seputar seks. Di antaranya adalah Sex Week yang menawarkan pameran dan workshop dengan sex toys, serta kuliah dari para bintang porno.

Sumber :nationalgeographic.co.id