Search
Close this search box.

Twilight’s Kiss Kisah Romansa Dua Lelaki Lansia Gay dalam Menemukan Cinta

Judul: Twilight’s Kiss

Sutradara: Ray Yeung

Pemain: Tai Bo, Ben Yuen, Patra Au

Tanggal rilis: 4 Oktober 2019 ( BIFF ), 27 Februari 2020 (Taiwan), 28 Mei 2020 (Hong Kong)

Durasi: 92 menit

Bahasa: Kanton

SuaraKita.org – Hong Kong tidak dikenal dengan sinema LGBT-nya yang semarak, dan untuk alasan yang bagus: Baru beberapa generasi belakangan ini tidak apa-apa untuk terbuka dengan orientasi seksual, dan bahkan sekarang, belum ada tingkat penerimaan yang sama seperti di sebagian besar dunia Barat.

Jadi, lelaki seperti Hoi, seorang pensiunan yang berusia 65 tahun dan Pak, seorang supir taksi berusia 70 tahun, bertanya-tanya apakah sudah waktunya, di dekat akhir hidup mereka, untuk akhirnya hidup sebagai diri mereka yang sebenarnya.

Keduanya bertemu, jatuh cinta dan berani merenungkan masa depan sebagai lelaki gay secara terbuka dalam “Twilight’s Kiss” karya Ray Yeung, sebuah permohonan lembut untuk toleransi dan kasih sayang untuk generasi gay Hong Kong yang lebih tua. “Twilight’s Kiss” pertama kali diperkenalkan sebagai Suk Suk – Bahasa Kanton untuk “paman”, baik dalam arti kekeluargaan dan sebagai penghormatan untuk lelaki yang lebih tua – di Festival Film Internasional Busan ke-24.

Pak (Tai-Bo) dan Hoi (Ben Yuen) bertemu di bangku taman, mengenali semangat kekerabatan satu sama lain dan terikat pada cucu mereka. Mereka bertemu untuk minum teh, dan tak lama kemudian mereka menjalin hubungan santai, yang berarti dalam hal ini bertemu secara diam-diam di pemandian gay yang melayani lelaki yang lebih tua.

Mereka tidak bisa berkencan secara terbuka, karena Pak berada dalam pernikahan tanpa cinta dengan istrinya (Patra Au) selama 40 tahun, dan Hoi tinggal bersama putra, menantu, dan cucunya. Meskipun Hoi menceraikan ibu putranya bertahun-tahun yang lalu untuk hidup sedikit lebih bebas, dia belum mengungkapkan kepada putranya.

Namun diam-diam mereka bertemu dan berbicara, saling mengenal sambil minum teh, pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja dan berjalan-jalan di taman. “Twilight’s Kiss”  tidak peduli dengan naik turun alur yang dramatis, tetapi berpusat pada peristiwa kehidupan sehari-hari: Pak dan istrinya sibuk mempersiapkan pesta pernikahan putrinya, sementara Hoi tetap aktif di gereja Kristennya dan kelompok pendukung untuk orang dewasa gay yang lebih tua.

Jika ada dorongan dramatis dalam film tersebut, itu adalah plot sampingan dari kelompok pendukung Hoi yang mencoba mendapatkan dukungan pemerintah untuk mendirikan panti jompo bagi orang-orang gay.

“Twilight’s Kiss”  adalah film romansa yang berkisah tentang dua orang lelaki gay lansia menemukan cinta pada paruh terakhir hidup mereka. (R.A.W)

Sumber:

k-vid