Search
Close this search box.

Serial Queer As Folk akan Dibuat Ulang di Amerika


SuaraKita.org – Jaringan TV kabel Amerika, Bravo, sedang mengembangkan versi baru dari serial TV hits Queer As Folk, bersama pembuat serial asli Inggris, Russell T Davies, yang direkrut sebagai produser eksekutif.

Pertunjukan aslinya, yang pertama kali ditayangkan pada tahun 1999, mengikuti kisah tiga lelaki gay yang tinggal di Manchester, Inggris. Serial ini dibintangi Aidan Gillen, Charlie Hunnam dan Craig Kelly dan tayang sebanyak 10 episode. Sebuah serial dengan judul yang sama dibuat juga di Amerika, dengan latar belakang kota Pittsburgh, serial ini ditayangkan pada tahun 2000 dan berlangsung selama lima musim.

Serial yang akan dibuat ulang ini akan disutradarai oleh Stephen Dunn, seorang penulis dan sutradara Kanada berusia 29 tahun. Russel T Davies mengatakan bahwa Stephen Dunn baru-baru ini mendekatinya untuk bertanya mengapa tidak ada Queer As Folk versi modern yang menangani masalah yang dihadapi orang-orang LGBT hari ini. Russel mengatakan bahwa Stephen “meradang” akibat keadaan saat ini, mulai dari pemilihan Donald Trump hingga penembakan di klub malam Pulse di Orlando .

Russell berkata: “Dia ingin membuat acara yang sangat baru dan sangat mudah diakses. Dia memiliki sedikit kemarahan pada dunia dan pada status dalam beberapa hal.

“Dia tidak datang ke pertemuan dengan pikiran bahwa ini adalah sebuah acara komersil. Stephen Dunn datang dengan tulus sebagai lelaki gay berbicara tentang hak-hak gay, keadaan dunia, kemarahan yang ada di luar sana dan juga kegembiraan. ”


Russell mengatakan dia tidak akan menulis naskah, tetapi akan siap memberikan catatan. Sementara serial yang akan dibuat ini terinspirasi oleh pertunjukan aslinya, serial ini tidak akan mengikuti script, alur cerita atau karakter yang sama, tambahnya. Lokasi pasti tentang latar belakang tempat cerita ini dibuat belum diputuskan.

Russell menambahkan: “Ketika kami melakukan syuting Queer As Folk pada tahun 1999, itu adalah hal yang langka.” Dia mengatakan bahwa ketika dia menulis karakter seorang murid gay berusia 15 tahun, hal itu tidak pernah terdengar. “Tapi sekarang kamu bisa pergi ke sekolah dan bertemu anak-anak sekolah berusia 15 tahun yang sudah coming out,” katanya.

Dia menambahkan bahwa representasi LGBT di TV telah terlihat, tetapi masih banyak hambatan yang harus diatasi. “Kami selalu ingin lebih dan kami selalu membuka pintu baru dan menemukan kembali area baru yang belum dieksplorasi,” katanya.  (R.A.W)

 

Sumber:

the guardian