Judul film: The Miseducation of Cameron Post
Sutradara: Desiree Akhavan
Produser:
Michael B. Clark
Alex Turtletaub
Cecilia Frugiuele
Jonathan Montepare
Durasi: 90 menit
Produksi : Beachside, Parkville Pictures
Pemeran:
Chloë Grace Moretz sebagai Cameron Post
John Gallagher, Jr. sebagai Pendeta Rick
Sasha Lane sebagai Jane Fonda
Forrest Goodluck sebagai Adam Red Eagle
Marin Ireland sebagai Bethany
Owen Campbell sebagai Mark
Kerry Butler sebagai Ruth Post
Quinn Shephard sebagai Coley Taylor
Emily Skeggs sebagai Erin
Jennifer Ehle sebagai Dr. Lydia March
Dalton Harrod sebagai Jamie
Christopher Dylan White sebagai Dane Bunsky
Steven Hauck sebagai Pastor Crawford
Isaac Jin Solstein sebagai Steve Cromps
Melanie Ehrlich sebagai Helen Showalter
McCabe Slye sebagai Brett
Dale Soules sebagai Nenek
SuaraKita.org – The Miseducation of Cameron Post menceritakan kisah Cameron Post, seorang gadis asal Montana, Amerika Serikat yang berusia 12 tahun. Orang tua Cameron meninggal dalam kecelakaan mobil persis ketika dia menemukan orientasi seksualnya.
Bibi Ruth dan nenek dari pihak ayah yang konservatif datang untuk tinggal bersamanya di Miles City, Montana. Cameron menjalin hubungan dengan temannya, Coley Taylor, dan akhirnya ketahuan. Cameron kemudian dikirim ke kamp “ God’s Promise” sebuah kamp yang mempraktekkan “terapi konversi” dan yang menjanjikan akan mengajarkan Cameron “peran gender yang sesuai”. Film ini mengeksplorasi pengalaman Cameron di kamp, teman-teman yang dia kenal di sana dan pembangkangannya melawan terapi konversi.
Film ini diadaptasi dari sebuah novel yang ditulis oleh Emily M. Danforth yang diterbitkan pada tahun 2012. Menurut Emily Danforth, novel itu dipengaruhi oleh kontroversi Zach Stark tahun 2005, yang menceritakan seorang remaja bernama Zach Stark dikirim ke sebuah kamp “penyembuhan” gay yang dijalankan oleh Love In Action setelah dia coming out ke orang tuanya.
The Miseducation Of Cameron Post bukanlah kisah cinta perempuan yang manis dan hangat yang dibutuhkan industri film, tetapi film ini adalah sesuatu yang sama bermanfaatnya. Desiree Akhavan telah membuat cerita tentang semangat orang-orang LGBT dalam menghadapi homophobia, tentang menemukan penghiburan satu sama lain, tentang mencoba untuk tidak rapuh, tentang percaya bahwa hal-hal bisa menjadi lebih baik. Apa yang Desiree Akhavan katakan adalah bahwa Cameron Post tidak menyerah dan begitu juga orang-orang yang lain. (R.A.W)