Search
Close this search box.

Penelitian USC Annenberg Inclusion Initiative: Masih Ada Ketidaksetaraan Dalam Industri Film

SuaraKita.org – Tahun lalu terbukti menjadi tahun suram bagi representasi LGBT.

Sebuah laporan terbaru dari USC Annenberg Inclusion Initiative meneliti tentang ketidaksetaraan dalam industri film, dan menemukan bahwa hanya 0,7% karakter dalam 100 film teratas tahun lalu adalah lesbian, gay dan biseksual.

Sebanyak 4.403 karakter dievaluasi, dan lebih dari setengah dari karakter LGB adalah gay (51,6%), sedangkan 29% adalah lesbian dan 19,4% diidentifikasi sebagai biseksual, sedangkan karakter transgender nol.

Tidak mengherankan, lelaki homoseksual kulit putih menerima representasi paling banyak dari komunitas LGBT. Dari 31 karakter LGBT tahun lalu, 67,7% dari mereka berkulit putih dan hanya 32,3% kulit berwarna.

Laporan ini juga menemukan bahwa belum ada banyak perkembangan dalam penggambaran karakter LGBT sejak 2014.

Dalam tiga tahun terakhir – dari 400 film populer – hanya satu karakter transgender yang muncul.

Di antara 400 film tersebut, dan 17.820 karakter, hanya 83 karakter gay (0,004%), 29 adalah lesbian dan 22 adalah biseksual.

Meskipun telah ada pengakuan luas untuk film LGBT seperti Call Me By Your Name dan Moonlight – khususnya di Oscar – jelas bahwa industri ini masih harus melalui jalan yang panjang.

Penelitian ini juga menemukan bahwa hanya 31.% karakter dalam film paling populer 2017 adalah perempuan, peningkatan kecil hanya 1,9% dari tahun 2007.

Juga, 70,7% karakter berkulit putih, 12,1% berkulit hitam, 6,2% Hispanik, 4,8% Asia dan 6,3% lainnya.

Namun, statistik ini jauh lebih buruk bagi perempuan. Tahun lalu, dari 100 film paling populer, 43 tidak memiliki pemain perempuan kulit hitam, 65 tidak memiliki perempuan Asia, 64 tidak memiliki perempuan Hispanik atau Latinx dan 94 tidak memiliki perempuan LGBT.

Laporan ini menawarkan solusi untuk kesetaraan gender, dengan memberi tahu para penulis bahwa mereka perlu menambahkan lima karakter perempuan ke naskah mereka per tahun, dalam kampanye yang mereka sebut ‘Just Add Five’.

“Menambahkan lima karakter perempuan juga memungkinkan keragaman interseksional — perempuan-perempuan ini dapat berasal dari kelompok ras / etnis yang kurang terwakili, dapat berasal dari komunitas LGBT, dan dapat digambarkan sebagai penyandang disabilitas.” (R.A.W)

Laporan lengkap dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2018/08/Inequality-in-1100-Popular-Films.pdf”]

Sumber:

Gaytimes