Search
Close this search box.

[Opini] Merdeka tanpa Diskriminasi

SuaraKita.org – Bulan Agustus telah tiba. Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia selalu memperingatinya sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia setelah hampir tiga setengah abad di jajah oleh kolonial Belanda. Kemerdekaan hanyalah “jembatan emas” atau pintu gerbang menuju masyarakat adil dan makmur. Pertanyaan kritis yang selalu terngiang sampai sekarang adalah apakah bangsa Indonesia sudah benar-benar merdeka?

Nyumba Ntobhu, Tradisi Suku Kurya di Tanzania

SuaraKita.org – Mereka mempraktekkan hukum adat mereka dengan tujuan untuk “memerdekakan” dan melindungi nasib perempuan dari pernikahan anak, kekerasan rumah tangga serta sunat perempuan di negara tersebut

[Liputan] Bedah Buku: [1] Kuak, Operasi Melepas Topeng

Suarakita.org – Hari Sabtu, 13 Agustus 2016, Suara Kita mengundang penulis Mario Bastian untuk mengupas karyanya yang berjudul “[1] Kuak, Operasi Melepas Topeng”. Karya ini merupakan buku pertama dari sequel yang berjumlah 7 buku. Sejauh ini baru dua buku yang sudah terbit, buku yang kedua berjudul “[2] Kenang”.

HRW : Pemerintah Indonesia Picu Kebencian Terhadap LGBT

Suarakita.org- Human Right Watch (HRW) menilai pemerintah Indonesia sebagai pemicu serangan yang mengancam keamanan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dalam konferensi pers, Kamis, 11 April 2016, di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta.

Masyarakat Adat di Indonesia Masih Terdiskriminasi

SuaraKita.org – Menurut data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang dirilis pada 2011, Indonesia mempunyai sekitar 50 juta hingga 70 juta jiwa masyarakat adat. Mereka menyebar luas mulai dari Sabang hingga Merauke dengan aneka ragam kepercayaan, adat istiadat, dan budaya yang dimiliki mereka. Namun, karena jumlah mereka kalah banyak dibandingkan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia, mereka dianggap sebagai minoritas dan mereka sering kali mendapat diskriminasi. Diskriminasi terhadap kelompok penganut agama atau kepercayaan adat, seperti penganut ajaran kepercayaan, Sunda Wiwitan, Djawa Sunda, Parmalem, Kaharingan dan lain lain kerap kali dialami oleh para pengikutnya.