Search
Close this search box.

Masih Pentingkah Berpikir LGBT Genetis Atau Lingkungan?

SuaraKita.org – Penghormatan hak asasi manusia sebenarnya bukan berdasarkan aspek-aspek genetis dan lingkungan. Maksudnya, seseorang dihargai dan mempunyai hak asasi manusia bukan karena rumusan-rumusan genetis dan lingkungan yang ada dalam kajian genetis.

[Opini] Memaknai Kembali Kekerasan Berbasis Gender

SuaraKita.org – Selama ini kekerasan berbasis gender selalu dikampanyekan sekaligus diterapkan oleh gerakan perempuan. Bahkan kekerasan berbasis gender (KBG) seperti sudah masuk dalam program-program integrasi baik di organisasi sosial (LSM) maupun swasta dan pemerintah. Misalnya organisasi perempuan sangat keras membuat aturan standard prosedur soal larangan poligami dan kekerasan seksual. Sehingga praktek poligami dan segala bentuk kekerasan seksual dimasukan sebagai kekerasan berbasis gender. Termasuk juga soal aturan-aturan berpakaian, bagian dari kekerasan berbasis gender.

[Opini] Hak Penyandang Disabilitas dalam Deklarasi dan Konvensi HAM di Pelosok Dunia

SuaraKita.org – Pihak Negara-negara berupaya menjamin perlindungan perempuan penyandang disabilitas dan melakukan langkah-langkah spesifik yang sesuai dengan kebutuhan fisik, ekonomi dan sosial mereka untuk memfasilitas akses terhadap dunia kerja, pelatihan profesional dan kejuruan, juga keikutsertaan mereka dalam pengambilan keputusan. Menjamin hak perempuan penyandang disabilitas untuk bebas dari kekerasan, termasuk kekerasan seksual, diskriminasi berdasarkan kemampuan, serta hak untuk diperlakukan dengan memperhatikan harga diri.

[Opini] Rezim Heteronormativitas, Adat Ketimuran, dan Nasionalisme

SuaraKita.org – Bulan November selain dikenal sebagai bulan paling romantis sepanjang tahun juga dikenal sebagai bulan perayaan toleransi dan kenangan atas perjuangan transgender di seluruh dunia. Romantisme ini terpotret pada peristiwa-peristiwa solidaritas yang diadakan di jalanan kota seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Kendati beberapa minggu sebelumnya Indonesia tengah mengalami kemerosotan potret diri karena adanya selebrasi intoleransi, namun beberapa lapisan warga negara yang lain rupanya tidak mau kalah menyampaikan sepenggal harapan dan solidaritasnya kepada kelompok minoritas seperti transgender pada tanggal 20 November kemarin.