Search
Close this search box.

[Puisi] Tiba Saatnya

Oleh: Dewi Nova*  Tiba Saatnya Tirai-tirai prasangka disingkap  Aku bukan pelacur  Kalau iya,  memangnya kenapa?  Aku bukan isteri yang menyerah 

[Puisi] Pemerkosa Aturan Negara

SuaraKita.org – Puisi ini dipersembahkan untuk setiap transgender yang sedang memperjuangkan kemanusiannya dan instiusi negara dan agama yang lalai pada kemanusiaan mereka.

[Cerpen] Ribuan Percintaan Dua Jalan

SuaraKita.org – Dahan-dahan Kemboja memenuhi pandangan jendela kamar, sebagian pucuk-pucuknya berdesakan dengan daun-daun Kemuning yang juga telah menjadi pohon tinggi dan rimbun. Pagi sudah pergi bersama kekasihku. Mengenakan tuksedo merah hati dan wangi parfum, ia membangunkanku untuk memberi kecupan. Setiap kali kecupannya hinggap, aku berdoa untuk keselamatan dan rawatan pada cita-cita hidupnya. Ketika deru kendaraannya meninggalkan pelataraan rumah, aku menarik lagi selimut, melanjutkan tidur pagi sambil membiarkan udara yang paling bersih datang dari jendela yang terbuka lebar.

[Cerpen] Emak dari Tanah Abang

SuaraKita.org – Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun.

[CERPEN]: Rumah di Tepi Sungai

Suarakita.org- Rumah di Tepi Sungai. Karya: Dewi Nova*Petang lembayung. Aku terpaku di pelabuhan kecil. Haruskah kusambut perahu yang akan menyeberang ke kota ia berada? Atau kembali ke stasiun kereta dan mengirim pesan bahwa aku berhalangan?