Search
Close this search box.

[Cerpen] Pintu Tertutup

SuaraKita.org – Dua puluh menit sudah aku menunggu datangnya kereta. “Dikarenakan ada rel yang anjlok…” tutur suara operator yang kaku itu. Jika dua puluh menit lagi aku belum naik kereta, sudah dipastikan aku akan kena marah bosku lagi.

[Cerpen] Tanah

SuaraKita.org – “Tuhanku, apabila ilalang telah tak ada tak memiliki tanah sebagai rumah tempat tumbuh, lantas aku dan dia mesti berjalan menyusuri apa. Kami tak hendak menyusuri dinding dan aspal!”

[Cerpen] Emak dari Tanah Abang

SuaraKita.org – Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun.

[Cerpen] Beraninya Pake Foto Artis Korea

Suarakita.org – Lea terdiam. Tak lama bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyuman yang agak sinis, hampir sangat sedikit sekali yang ia tarik pada ujung bibirnya. Perubahan mendadak pada Lea membuat Andrea keheranan.

[Cerpen] Untuk Akhir yang Bahagia

Suarakita.org – Saat pertama mereka bertemu, Sang Pangeran menatap Daru dengan amarah. Pangeran Anit yang terkenal akan belas kasihannya–akan kebaikannya, akan kebiasaannya memberikan setiap orang kesempatan kedua- menatap Daru dengan tajam. Dan Daru tahu, sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang yang tidak jelas, dia tidak mempunyai kesempatan kedua di mata Pangeran. Dia tidak penting, tidak berarti. Siapa yang akan percaya bahwa dia tidak menyerang Sang Putri? Terlebih lagi, setelah berbagai macam kejahatan yang telah dia lakukan, mungkin ini adalah karma.

[Cerpen] Dua Ayah dan Satu Cinta

Suarakita.org – Bocah itu tampak kesulitan membuat PR. Ia tengah duduk di kelas 3 SD. “Ayah, sini, dong, bantuin aku mengerjakan soal Matematika! Ini sulit tau!”

[Cerpen] Petrichor

Oleh: Abi Ardianda* SUarakita.org – Sabtu pagi mestinya tidak semendung ini. “… satu gelas espresso?” Pramusaji itu kemudian meletakkan secangkir

[Cerpen] Tindik Kelamin

Aku yang marah kemudian memandangi foto itu lekat-lekat. Aku memandangi wajahnya yang bisa dibilang rupawan. Aku memandangi dagingnya yang gempal berisi.