Search
Close this search box.

[Cerpen] Kamu Jahat, Mas!

SuaraKita.org – Kutengok televisi belakangan ini semuanya berkisah tentang politik yang terjadi di negaraku. Entah sampai kapan beritanya akan sedikit mereda. Kupikir selama manusia ada, suka tak suka politik itu selalu ada. Jadi alih-alih mendumel, aku ganti saja acaranya ke acara musik dangdut di siang bolong. Sedikit melodi yang mampu menggoyang tubuh itu perlu sebelum memulai kegiatanku.

[Cerpen] Ribuan Percintaan Dua Jalan

SuaraKita.org – Dahan-dahan Kemboja memenuhi pandangan jendela kamar, sebagian pucuk-pucuknya berdesakan dengan daun-daun Kemuning yang juga telah menjadi pohon tinggi dan rimbun. Pagi sudah pergi bersama kekasihku. Mengenakan tuksedo merah hati dan wangi parfum, ia membangunkanku untuk memberi kecupan. Setiap kali kecupannya hinggap, aku berdoa untuk keselamatan dan rawatan pada cita-cita hidupnya. Ketika deru kendaraannya meninggalkan pelataraan rumah, aku menarik lagi selimut, melanjutkan tidur pagi sambil membiarkan udara yang paling bersih datang dari jendela yang terbuka lebar.

[CERPEN] Perempuan Senja dan Laut

SuaraKita.org – Melihatnya di atas dermaga adalah pertanda senja telah tiba. Tak ada yang tahu sejak kapan dia menunggu di dermaga.

[Cerpen] Pintu Tertutup

SuaraKita.org – Dua puluh menit sudah aku menunggu datangnya kereta. “Dikarenakan ada rel yang anjlok…” tutur suara operator yang kaku itu. Jika dua puluh menit lagi aku belum naik kereta, sudah dipastikan aku akan kena marah bosku lagi.

[Cerpen] Tanah

SuaraKita.org – “Tuhanku, apabila ilalang telah tak ada tak memiliki tanah sebagai rumah tempat tumbuh, lantas aku dan dia mesti berjalan menyusuri apa. Kami tak hendak menyusuri dinding dan aspal!”

[Cerpen] Emak dari Tanah Abang

SuaraKita.org – Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun.

[Cerpen] Beraninya Pake Foto Artis Korea

Suarakita.org – Lea terdiam. Tak lama bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyuman yang agak sinis, hampir sangat sedikit sekali yang ia tarik pada ujung bibirnya. Perubahan mendadak pada Lea membuat Andrea keheranan.

[Cerpen] Untuk Akhir yang Bahagia

Suarakita.org – Saat pertama mereka bertemu, Sang Pangeran menatap Daru dengan amarah. Pangeran Anit yang terkenal akan belas kasihannya–akan kebaikannya, akan kebiasaannya memberikan setiap orang kesempatan kedua- menatap Daru dengan tajam. Dan Daru tahu, sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang yang tidak jelas, dia tidak mempunyai kesempatan kedua di mata Pangeran. Dia tidak penting, tidak berarti. Siapa yang akan percaya bahwa dia tidak menyerang Sang Putri? Terlebih lagi, setelah berbagai macam kejahatan yang telah dia lakukan, mungkin ini adalah karma.