Suarakita.org- Entah mengapa aku merasa kesal ketika perempuan-perempuan itu mendekati pacarku. Tertawa genit seolah-olah tak ada pria lain di muka bumi ini. Dan yang lebih mengesalkan adalah pacarku juga terlihat "melayani" mereka. Seolah-olah aku ini tak ada disampingnya. Read more »
Karya: Antok Serean* Klik. Angger menutup teleponnya. Gamang, kabut hitam menyelimuti semesta batin. Suara adik perempuannya menyadarkan, ia belum terpisah dari masa lalu. Kata-kata merajuk bak aliran derita tiada putus, Read more »
Duka Seratus Cambuk Penulis: Antok Serean*. Ibu, satu-satunya alasan pulang ke Aceh. Saat semua umat menolaknya, Ibu berlapang dada mengalirkan telaga kata-kata,”Manusia beradab, Nak, harus adil pada diri sendiri, sebelum adil pada orang lain. Read more »
Suarakita.org- SUAMIKU menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit jantung. Menurut dokter, seorang perempuan cantik memapah dan mengantarnya. Seingatku, suamiku pamit kerja di luar kota. Bagaimana mungkin ia masuk rumah sakit jantung yang berada di depan rumah kami? Diantar perempuan cantik pula? Sumiku berselingkuh? Read more »
Suarakita.org- Sejak Ibu meninggal dunia; Ayah tak bahagia. Kabut hitam menyelimuti wajahnya. Tak pernah tersenyum, apalagi tertawa. Saya tak tahu penyebabnya. Yang saya tahu, rumah terasa sepi, kosong, dan mati. Ayah ada, tetapi tak hadir. Seolah hidup dalam dunianya sendiri. Saya juga sedih kehilangan Ibu. Namun bisa mengikhlaskannya. Siapakah yang bisa menolak kematian? Tak ada. Segala yang lahir pasti kembali ke asalnya. Read more »
Kamu muncul ketika aku menutup halaman terakhir novel yang kubaca dan bersiap meninggalkan meja di kafe sunyi itu. Read more »
Oleh : Setiawan Chogah** Apakah kamu pernah merasakan cinta melambungkanmu hingga puncak tertinggi?Kamu merasakan tubuhmu melayang di angkasa, lalu tangan-tanganmu seolah mampu meraba kelembutan awan. Ingat! Mungkin di saat yang sama malaikat sedang mempersiapkan pesta penjemputanmu. Aku terpaku... Read more »