Search
Close this search box.

Ourvoice.or.id. Pekan ini Belanda mengumumkan  bahwa Lesbian,Gay,Biseksual dan Transgender  Irak akan diberikan suaka ke Belanda. Keputusan ini diambil setelah adanya laporan dari kementerian luar negeri  Belanda yang di tugaskan di Irak yang menyatakan bahwa lesbian, gay, biseksual dan transeksual di Irak kerap kali mendapatkan ancaman kekerasan yang berujung pada pembunuhan.

Menteri Imigrasi Belanda  Gerd Leers,  tiba-tiba berubah posisinya dalam masalah ini. Pada bulan April 2012 lalu, Leers mengatakan kepada Radio Nederland bahwa lgbt  yang menghadapi masalah di negara asal mereka hendaknya menyembunyikan orientasi seksual mereka … bukan mencari suaka di Belanda,” ketika menanggapi tiga kasus suaka banding dari pengungsi LGBT dari Senegal, Uganda dan Sierra Leone

Dalam pernyataan publik dengan Radio Nederland Senin 16 Juli 2012, Leers katanya mengakui bahwa situasi yang dihadapi  lgbt di Irak sangat serius sehingga mereka memenuhi syarat untuk suaka di Belanda.

Ali seorang pemimpin organisasi LGBT Irak yang kini menetap di Inggris, mengatakan bahwa ia membangun organisasinya secara diam-diam di Irak sejak tahun 2005, menurut Ali kelompok agama telah membentuk milisi lokal yang secara khusus menargetkan LGBT  untuk dilakukan penangkapan. Selain itu milisi agama setempat  mengeluarkan daftar pencarian orang lengkap dengan nama dan alamat orang-orang LGBT yang dicurigai berada di berbagai distrik, setelah ditemukan kemudian mereka  menyiksa bahkan  membunuh.

Koen van Dijk dari COC, (sebuah organisasi yang melakukan kerja-kerja Advokasi dan loby-loby politik untuk hak-hak LGBT di Belanda).  mengklaim Irak merupakan “negara paling berbahaya di dunia bagi LGBT”

Penelitian telah menunjukkan bahwa 750 orang telah dibunuh untuk alasan perbedaan orientasi seksual  sejak tahun 2003.  Koen van Dijk  menambahkan bahwa Ada kampanye sistematis yang dilakukan oleh Milisi setempat dan terorganisir secara terbuka menyatakan bahwa mereka sedang memburu LGBT harus dibunuh menurut hukum Islam.

Untuk menerima suaka di Belanda, warga LGBT Irak yang menghadapi deportasi akan menghadapi syarat yang cukup rumit. Mereka harus mendaftar dan kemudian membuktikan bahwa mereka adalah warga Irak, dan kemudian  mereka “mengaku/mengatakan” bahwa ia seorang homoseksual, biseksual atau transgender.

Walau keputusan Belanda memberikan suaka adalah langkah yang sangat tepat, namun Menurut  Koen van Dijk  syarat yang diberlakukan sangat tidak peka. karena dalam keadaan seseorang yang sedang tertekan diancam bahaya ia harus memenuhi  segala administrasi yang cukup berbelit dan rumit.

Koen van Dijk berharap Negara lain yang akan bergabung menawarkan  suaka terhadap LGBT hendaknya lebih peka dan kompromis terhadap kaum minoritas yang sedang terancam keamanannya.

sumber : dot429.comThe Netherlands announced this week that LGBT Iraqis facing deportation would be granted asylum following the publication of a foreign affairs ministry report that sternly criticized the treatment of homosexuals in Iraq.

Gerd Leers, the Dutch Immigration Minister, abruptly changed his position on the issue. In April, Leers told Radio Netherlands that gays and lesbians who face problems in their home countries should “hide their homosexuality… instead of seeking asylum in the Netherlands,” when responding to three asylum appeals cases from LGBT refugees from Senegal, Uganda and Sierra Leone.

In a public statement with Radio Netherlands Monday July 16th, Leers said he recognizes that the situation facing gay, lesbian, bisexual and transgender people in Iraq is so serious that they do qualify for asylum in the Netherlands.

Iraqi LGBT is an underground human rights organization based in the United Kingdom that was started in 2005 and is led by Ali, an Iraqi national now living in the UK. According to Ali, religious groups have formed localized militias to specifically target gays and those suspected of immoral sexual activity.

“Prior to the [American] invasion [in 2003], Baghdad was part of a (sic) officially secular society,” Ali wrote on Iraqi LGBT’s website. “Baghdad supported a ‘gay scene’ something like what exists in Beirut now and was therefore a magnet for Arabs from throughout the region. Gays were tolerated and there was not the state action against or that coming from religious groups.”

Iraqi LGBT also reports that the local religious militias are issuing hit lists with names and addresses of suspected LGBT people in various districts, and torturing or murdering sexual minorities.

Koen van Dijk of COC, a Dutch gay rights organization, claims Iraq is perhaps the “most dangerous country in the world for gay people: Research has shown that 750 people have been murdered for this reason since 2003,” though Iraqi LGBT assures the number is much higher (some 100+ since February of 2012 alone). “There are systematic campaigns,” Van Dijk confirmed. “Organized militias publicly declare that they’re hunting down people who exhibit ‘deviant’ behavior and should be killed according to Islamic law.”

In order to receive asylum in the Netherlands, Iraqis facing deportation will face a burden of proof. They must first apply and later prove they are Iraqi nationals, and subsequently that they are homosexual, bisexual or transgender – a somewhat difficult objective to prove without falling into stereotyping or insensitivity.

“People will have to prove something they’ve taught themselves to disguise out of fear for their entire life,” Van Dijk acknowledged. “It will be a very tricky situation and the immigration officials carrying out the interviews will need special training.”

LGBT and human rights organizations viewed the Netherlands’ decision as a step in the right direction and remain optimistic that more nations will join the UK, the United States and other countries that offer asylum to sexual minorities from countries that would seek to put them to death.

source : dot429.com