Search
Close this search box.

Orang-orang menyiapkan paket makanan pada bulan April untuk didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan yang terkena epidemi COVID-19 di Kecamatan Panjer, Denpasar Selatan, Bali. (Antara / Fikri Yusuf)

SuaraKita.org – Anggota komunitas LGBT di Manado, Sulawesi Utara, telah bergandengan tangan untuk mengumpulkan dana dan mendistribusikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak wabah COVID-19 di lokasi mereka.

“Seorang teman memberi tahu kami tentang kondisi warga yang dilanda wabah parah. Beberapa warga bahkan meminta kami membeli makanan untuk mereka,” kata aktivis LGBT Rajawali, Coco ketika diwawancara oleh The Jakarta Post.

Jadi masyarakat memutuskan untuk memulai penggalangan dana di Facebook untuk membeli barang-barang dasar untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Inisiatif ini telah mendapat tanggapan positif, terutama dari teman, keluarga dan kolega.

Coco mengatakan bahwa masyarakat mengumpulkan uang tunai sebesar Rp 7 juta segera setelah mereka memulai pengumpulan dana.

Pada hari pertama distribusi tidak lama setelah menerima dana sumbangan, ia mengirimkan 10 paket makanan pokok yang terdiri dari beras, minyak goreng, ikan kaleng, mie instan, dan telur segar kepada 10 keluarga yang terkena dampak.

“Kami tidak kaya, pada kenyataannya, kami juga membutuhkan. Namun, kami ingin berbagi dengan mereka yang telah dipengaruhi oleh situasi yang sulit ini,” kata Coco.

Dia ingat bagaimana kisah tentang seorang perempuan tua yang tinggal sendirian di sebuah gubuk di Pineleng, Minahasa, menjadi viral setelah anggota komunitas LGBT berkunjung untuk mengantarkan makanan kepadanya. Unggahan yang menjadi viral akhirnya menarik perhatian Dinas Sosial Sulawesi Utara, yang kemudian mengunjungi para perempuan untuk memberikan bantuan.

Ketika komunitas terus menerima sumbangan dari orang-orang dari semua lapisan masyarakat, mereka membuat daftar orang-orang yang membutuhkan, terutama orang tua dan orang-orang yang belum menerima bantuan, kata Coco.

“Kami telah mendistribusikan dana sumbangan dalam bentuk 50 paket barang-barang pokok sejauh ini,” katanya. 

“58 paket terakhir akan didistribusikan pada 25 April,” kata Coco, seraya menambahkan bahwa pengumpulan dana bersifat inklusif dan tidak diskriminatif, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi donor. (R.A.W)

Sumber:

JP