Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Seorang pejabat tinggi Piala Dunia Qatar mengatakan bahwa fans LGBT akan disambut di turnamen piala dunia 2022 tetapi menekankan bahwa pengunjung harus menghormati adat istiadat Qatar.

Tindakan homoseksual dilarang di Qatar tetapi hukum seputar orang transgender tidak jelas dan masalah ini jarang dibahas dalam kehidupan publik atau oleh pihak berwenang.

“Saya ingin meyakinkan para fans, apa pun jenis kelamin, orientasi seksual, agama, ras untuk memastikan bahwa Qatar adalah salah satu negara paling aman di dunia – dan mereka semua akan disambut di sini,” kata kepala eksekutif Piala Dunia FIFA Qatar 2022 Nasser al-Khater.

Dia menanggapi pertanyaan media tentang posisi fans transgender yang mungkin ingin menghadiri Piala Dunia tetapi tidak jelas apa perlindungan hukum dan hak asasi manusia yang akan mereka miliki.

“Keselamatan dan keamanan setiap individu adalah yang paling penting bagi kami,” kata Nasser al-Khater di stadion al-Janoub, menambahkan bahwa ia mengharapkan “lebih dari satu juta orang” akan mengunjungi Qatar selama turnamen.

“Ada banyak pelatihan untuk personil keamanan untuk memastikan bahwa hal-hal yang berbeda secara budaya terlihat dalam bingkai tersebut.”

Masalah LGBT sensitif di Qatar, seperti halnya di wilayah Teluk konservatif lainnya. Sebuah situs web yang menerbitkan sebuah cerita pada tahun 2016 oleh seorang penulis Qatar anonim tentang menjadi gay, kemudian secara tiba-tiba menjadi offline.

“Pertunjukan kasih sayang di depan umum tidak disukai, itu bukan bagian dari budaya kita – tapi itu berlaku bagi semua orang,” kata Nasser al-Khater.

Ditanya tentang ketersediaan alkohol selama turnamen, dia mengatakan “Qatar adalah negara konservatif, negara sederhana. Alkohol bukan bagian dari budaya kita – namun, keramahan adalah budaya.”

Alkohol jelas tersedia di sini, tetapi itu tidak tersedia seperti di beberapa bagian dunia lainnya,” katanya. “Untuk Piala Dunia, kami ingin memastikan alkohol itu dapat diakses oleh penggemar yang datang dari luar negeri dan ingin minum.

“Kami mencoba mencari lokasi yang ditunjuk untuk minum alkohol selain lokasi tradisional.”

Saat ini, konsumsi alkohol untuk bukan penghuni dibatasi pada bar dan restoran di beberapa lusin hotel mewah dan satu liter bir dijual dengan harga lebih dari 10 Dollar Amerika.

Ditanya tentang risiko penggemar menjadi mabuk dan tidak terkontrolr dan bagaimana pasukan keamanan akan merespons, Nasser mengatakan bahwa “selama orang-orang bahagia, itu baik-baik saja”.

Mabuk di depan umum adalah tindakan ilegal di Qatar.

“Selama mereka tidak terlalu parah, kami tidak memiliki masalah,” kata Nasser al-Khater.

“Tapi kami punya rencana untuk itu, tim keamanan kami telah bekerja sangat erat dengan pihak berwenang … di berbagai negara yang memiliki tim yang secara tradisional lolos ke Piala Dunia.”

Nasser al-Khater mengatakan bahwa meskipun ia percaya hooliganisme menurun di seluruh dunia, penyelenggara menyadari bahwa Qatar memberikan tantangan kebijakan yang berbeda dibanding dua tuan rumah terakhir.

“Hooliganisme di Piala Dunia telah menurun secara drastis. Kami melihat Rusia, tidak ada masalah apapun. Brasil tidak ada hooliganisme, per se. Ada masalah lain yang berkaitan dengan Brasil,” katanya.

“Kami adalah negara kecil tetapi kami memiliki poin yang diperlukan untuk menjaga Piala Dunia tetap aman.

“Apa yang telah kita lihat di sini adalah kemungkinan pertengkaran di antara penggemar karena ukuran negara, dan banyak penggemar berada di daerah yang sama.” (R.A.W)

Sumber:

AFP