SuaraKita.org – Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika minggu ini membuat keputusan atas sebuah petisi kesetaraan pernikahan yang diajukan dua tahun lalu oleh Presiden Kosta Rika Luis Guillermo Solis.
Dari 20 negara yang telah sepakat untuk mematuhi keputusan pengadilan tersebut dengan mengikuti Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia, empat negara telah melegalkan kesetaraan pernikahan yaitu Argentina, Brazil, Kolombia dan Uruguay.
Ke 16 negara yang belum memperkenalkan hukum kesetaraan pernikahan adalah Barbados, Bolivia, Cile, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru dan Suriname.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika mengatakan kepada pemerintah negara-negara tersebut untuk “menjamin akses terhadap semua bentuk sistem hukum domestik yang ada, termasuk hak untuk menikah, untuk menjamin perlindungan semua hak keluarga yang dibentuk oleh pasangan LGBT tanpa diskriminasi”.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika juga memutuskan bahwa individu transgender diperbolehkan untuk mengganti nama mereka dalam dokumen identitas mereka.
“Hari ini adalah hari bersejarah, hari yang bercahaya,” kata Wakil Presiden Kosta Rika Ana Helena Chacón.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika membela hak-hak LGBT di bawah Konvensi Amerika, dan mengingatkan semua negara tentang tanggung jawab mereka dan kewajiban moral historis untuk populasi tersebut.”
Kosta Rika secara terbuka telah mengkonfirmasi akan mengikuti keputusan pengadilan tersebut.
Pemerintah Kosta Rika mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Cinta adalah kondisi manusia yang harus dihormati, tanpa diskriminasi apapun.
“Negara menegaskan komitmennya untuk mematuhi.”
Kesetaraan LGBT telah berkembang di benua Amerika beberapa tahun terakhir.
Senator transgender pertama Uruguay, Michelle Suarez, tahun lalu berjanji untuk mendorong sebuah undang-undang yang memastikan satu persen pekerjaan di pemerintaan akan disediakan untuk individu-individu transgender. (R.A.W)
Sumber:
