Search
Close this search box.

cs6zeqbusaareeb

SuaraKita.org – Dalam KTT yang membahas hak-hak LGBT minggu kemarin, Sekjen PBB ban Ki-moon memperingatkan negara-negara yang mengkriminalisasi LGBT untuk tidak lagi melakukannya. Dalam pidatonya Ban Ki-moon menyebut mereka yang masih mengkriminalisasi LGBT sebagai “yang melawan gelombang sejarah”.

Diadakan di sela-sela Sidang Umum, pertemuan itu dihadiri oleh Wakil Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin dari 20 negara yang membela hak-hak lesbian, gay, biseksual dan transgender di seluruh dunia.

Ban Ki-moon mengatakan perbuatan negara-negara tersebut adalah sebuah “kebiadaban” yang menyebabkan ratusan orang tewas dalam kekerasan anti-gay setiap tahun dan jutaan orang terpaksa menjalani kehidupan mereka dalam bayang-bayang diskriminasi dan penolakan.

“Beberapa negara melawan gelombang sejarah dengan mengelurkan hukun yang kejam karena menjadi gay – atau bahkan hanya berbicara tentang menjadi gay,” katanya.

“Tidak ada ruang di abad ke-21 untuk diskriminasi berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender.”

Lebih dari 70 negara di seluruh dunia masih memiliki hukum yang mengkriminalisasikan homoseksual.

Dalam sambutannya, Joe Biden menyebutkan Mesir, Rusia dan Uganda yang masih menjalankan undang-undang anti-gay dan dia mengatakan bahwa negara-negara tersebut sedang melakukan “penangkapan massal”. Joe Biden adalah pejabat tinggi Amerika Serikat yang mendukung pernikahan sesama jenis. Dia juga mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya kita untuk  menjamin hak-hak lesbian, gay, biseksual dan transgender.

“Tidak ada pemerintah, tidak ada masyarakat, tidak ada individu, tidak ada keadaan apapun yang boleh mendikte siapa yang Anda cintai,” kata Joe Biden dalam pertemuan juga dihadiri oleh Presiden Chile Michelle Bachelet dan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.

Hampir 40 negara mengakui secara hukum pasangan sesama jenis, kata Ban Ki-moon, yang juga memuji Mozambik, Seychelles dan Nauru untuk mendekriminalisasi homoseksualitas tahun ini.

“Saya bertanya kepada mereka yang menggunakan argumen agama atau budaya untuk mencabut   hak asasi LGBT : “Apa yang Anda dapatkan dari tidak menyetarakan sesama manusia?” tanya Ban Ki-moon.

“Apakah agama atau budaya Anda begitu lemah dan satu-satunya cara agar Anda dapat mempertahankan itu adalah dengan menyangkal hak-hak dasar orang lain?”

Ban Ki-moon sendiri mendapat serangan dari banyak negara-negara anggota PBB termasuk Rusia ketika ia memutuskan bahwa pasangan sejenis dari karyawan PBB berhak untuk mendapatkan mendapatkan tunjangan pada tahun 2015

Selain itu untuk pertamakalinya Dewan HAM PBB telah menunjuk ahli independen untuk melaporkan pelanggaran hak-hak LGBT di seluruh dunia. (R.A.W)

Sumber

News24