Search
Close this search box.

[Opini] One Percent Asexuals?

Oleh: Yuni A.

Suarakita.org – Namaku Yuni. Dan aku adalah seorang Aseksual. Bagi mereka yang aktif di twitter tentu pernah melihat tweet dengan tajuk “One Percent Asexuals”. Tapi berapa banyak yang tahu tentang apa sebenarnya Aseksual itu? Apa benar Aseksual itu adalah orang yang tidak tertarik pada pria dan wanita saja? Lalu dari mana muncul angka 1% itu? Apakah masih relevan untuk saat ini?

Definisi pokok dari Aseksual itu adalah orang yang tidak tertarik secara seksual terhadap siapapun. Bukan pada pria dan wanita saja karena gender itu tidak hanya ada dua.
Apakah hanya itu saja definisi dari Aseksual? Iya. Kenapa? Karena orientasi seksual seseorang itu hanya tergantung dari sexual attraction atau ketertarikan secara seksual terhadap orang lain, bukan dari perbuatan atau apa yang mereka lakukan secara seksual. Seorang gay tidak akan berubah menjadi straight ketika mereka berhubungan seksual dengan yang berbeda (lawan) jenis. Seperti juga seorang wanita biseksual yang tidak akan berubah menjadi straight saat pasangannya adalah seorang laki-laki.

Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki gairah seks atau yang mempunyai libido rendah? Biasanya mereka disebut sebagai Asexual by default karena jangankan merasakan ketertarikan seksual terhadap orang lain, mungkin hanya sedikit dari mereka yang pernah merasakan gairah seksual baik secara hormonal (alami) maupun melalui stimulasi (rangsangan dari luar).

Aseksualitas itu juga adalah spektrum yang memayungi beberapa orientasi seksual lainnya seperti Demiseksual (bisa merasakan ketertarikan secara seksual terhadap seseorang setelah adanya ikatan secara emosional) atau Grayseksual (bisa merasakan sexual attraction tapi sangat jarang, atau ketertarikannya sangat lemah, dsb) dan banyak lagi.

Lalu apa itu ketertarikan secara seksual? Di negara yang masih menabukan segala pengetahuan tentang seks tentu tidak mudah untuk membedakan berbagai bentuk rasa ketertarikan manusia terhadap manusia lainnya. Kalau ingin yang instan, rasa ketertarikan itu bisa dibagi menjadi beberapa macam:

-> ketertarikan secara seksual (ada keinginan untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual).
-> ketertarikan secara romantic (keinginan untuk melakukan hal yang “romantis”).
-> ketertarikan secara estetika (bisa menikmati dan mengagumi keindahan fisik seseorang).

Jadi, seperti apakah rasa tertarik secara seksual itu? Pasti setiap orang akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang berbeda-beda atau bahkan akan ada yang tidak mampu menjelaskannya dengan kata-kata. Seperti Sara dari www.theasexualityblog.com yang menjelaskan bahwa ketertarikan seksual itu adalah timbulnya keinginan untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual yang disebabkan atau ditujukan pada seseorang tanpa orang tersebut melakukan sesuatu yang bersifat seksual. “Sebagai seorang Aseksual, aku sendiri tidak pernah merasakan bagaimana rasanya tertarik secara seksual pada seseorang (ataupun secara romantic tapi itu akan aku jelaskan di kesempatan lain) jadi aku sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya. Selama ini aku hanya pernah merasakan ketertarikan secara platonis dan estetis saja.”

Jika seorang Aseksual tidak tertarik secara seksual terhadap siapapun, apa itu berarti mereka tidak bisa merasakan gairah seksual? Tidak juga. Seperti yang ditulis di atas, ada dari mereka yang tidak memiliki libido (libido rendah) dan tidak pernah merasakan gairah atau terangsang secara seksual jadi seks bukanlah hal yang penting, tidak dibutuhkan, atau bahkan dihindari.Tapi ada juga dari mereka yang berlibido tinggi dan menyukai kegiatan seksual. Bagi mereka, seks adalah suatu kebutuhan jasmani (memuaskan libido) dan/atau emosional (untuk mempererat suatu hubungan, untuk memperoleh keturunan, atau untuk membahagiakan pasangan mereka, dll).

Lalu, dari mana angka 1% seperti yang tertulis ditweet tersebut berasal?
Pada tahun 2004, Anthony F. Bogaert menerbitkan laporan dari penelitian yang dilakukannya yang menyebutkan bahwa 1% dari populasi manusia di dunia adalah Aseksual. Saat itu memang sudah ada AVEN (Asexual Visibility and Education Network www.asexuality.org) yang didirikan oleh David Jay ditahun 2001, tapi masih sangat sedikit sekali yang tahu apa dan bagaimana Aseksualitas itu. Jadi kurang relevan rasanya jika studi yang dilakukan ditahun 2004 masih dijadikan pedoman sepuluh tahun kemudian. Apalagi dengan makin mudahnya kita mengakses informasi, maka makin banyak orang yang tahu dan sadar bahwa apa yang mereka rasakan (atau tidak rasakan) itu bukanlah kelainan. Mereka punya nama dan banyak orang lain yang juga merasakan hal yang sama.

Jadi, berapa banyak kaum Aseksual di dunia ini? Kalau berpegangan pada studi yang dilakukan Bogaert tadi, 1% dari penduduk dunia adalah Asexual yang berarti:
1/100 x 7.300.000.000 (estimasi populasi manusia di dunia)= 73.000.000 orang.
Bagaimana dengan di Indonesia? 1/100 x 230.000.000 (estimasi jumlah penduduk Indonesia) = 2.300.000 Aces[1]. Jumlah yang cukup fantastis jika dibandingkan dengan jumlah Aces Indonesia yang berkeliaran di internet.

Aseksual itu adalah orientasi seksual yang valid. Walaupun masih banyak yang tidak tahu, tidak percaya, ataupun tidak memahaminya tetap tidak akan mengubah hal itu. Dan kita tidak perlu tahu dan paham semua hal tentang suatu label yang dipakai seseorang untuk bisa menghormati keputusan orang tersebut untuk memakainya. Karena pada akhirnya hanya kita sendiri yang bisa dan boleh menentukan label apa yang akan kita pakai.

Sumber: TheAsexualityBlog.com

 

[1] Aces adalah nama panggilan untuk kelompok Aseksual.