Search
Close this search box.

Puisi : Rindu Rumah

 

Oleh: Banyu Bening*

Hambar angin malam ini terasa keras
Asap mengaburkan pandangan bergabung dengan remang cahaya lampu
Di sudut sana seorang lelaki sedang menikmati bibir lelakinya
Di sudut lainnya seorang perempuan sedang memangku tubuh perempuannya

Aroma kebebasan mendobrak kewajaran
Aroma kemesuman menyesakkan netra juga telinga
Tiba-tiba sesak rindu mendesak kalbu
Rindu rumah isyaratkan ambigu

Rumah yang hangat sarat penerimaan
Rumah pelangi yang menyejukkan pandangan
Yang mengunci libido dalam kamarkamar suci
Aku dengan lelakiku pada simpul ikatan hati

Kembali kusapu ruang dalam pandang mengambang
Sadarku terdengar dalam sebuah pembelaan
Bukan pembenaran
Tapi jelasnya sebuah kenyataan

Imajiku bermain dalam lingkar pengandaian
Andai keluarga rentang tangan selebar satu depa saja!
Andai masyarakat menelan sedikit saja cela!
Andai penguasa melegitimasi hak birahi!
Andai agama hanya payungi hubungan vertikal yang hakiki!

Tak akan ada segala keliaran ini!
Tak akan ada hempasan sepisepi di ruang ini!
Tak akan aku dan mereka mengasihi dalam wadah terisolasi!
Seperti dalam komunitas yang mulai terasa basi!

Aku rindu rumah
Serindu masakan ibu
Serindu kelakar ayah
Serindu dekap kekasih
Dalam satu rumah

Padang, 8 Mar’14

*Mahasiswi Fisipol Universitas Bengkulu, Kontributor website Suara Kita

 

Bagikan

Puisi Lainnya