Oleh: Sora Anindya*
SuaraKita.org – Untuk Mama, Papa, Adik, Nenek, Tante D, Tante F, Om D,
Tante I, Sepupu A, Sepupu S, Budhe T, Sepupu E, Sepupu D,
Juga budhe-pakdhe, tante-om, yangti-yangkung, nini-kai,
buyut-buyut, eyang-eyang dari yangti-yangkung,
yang telah dikubur jauh sebelum diriku
lahir sebagai bayi perempuan,
mati,
dan lahir kembali sebagai Kwir:
Izinkan aku untuk melela sebagai nonbiner,
yang juga disebut Opsi Lainnya atau Custom atau Prefer not to say,
yang juga disebut desimal tak berujung, rentetan angka di belakang tanda koma antara nol dan satu,
yang juga disebut kavaleri berkuda poni yang menaklukkan Kerajaan Stereotip Gender,
yang juga disebut prakiraan cuaca bulan Oktober: Hujan berpeluh & terik menggigil,
yang juga disebut cat merah, kuning, biru, dicampur asal pada palet lukis sang seniman,
yang juga disebut anakmu, kakakmu, cucumu, keponakanmu, sepupumu, cicitmu.
Oktober, 2025
*penulis (they/them/dia) adalah seorang penyair lepas dengan identitas kwir nonbiner. Selain sibuk menulis, ia juga sibuk membangun, mencintai, dan mengkwirkan toko buku feminis-kwir independen miliknya, Kavita Books.



