Search
Close this search box.

[Foto] dewiQ: Sang Perempuan Reinkarnasi

dewiQ (34), transgender di desa Sibetan Kab.Karang Asem-Bali. (Foto: Hartoyo/Ourvoice)

Ourvoice.or.id – Tante dewiQ, tante dewiQ…ungkap seorang anak laki-laki (6 tahun) yang bernama Agus, berlari mendekati dewiQ yang baru memarkir mobilnya didepan rumah anak tersebut.

Tentu dewiQ (34 tahun) akan lebih nyaman dipanggil tante oleh sang anak tersebut karena dirinya memang meyakini dirinya sebagai seorang perempuan. Dari keyakinan agama, saya memang seorang perempuan dari reinkarnasi  leluhur saya mas, ungkap dewiQ dengan nama lengkap I Kadek Astika.

Dalam diri saya ini ada dua manusia yang reinkarnasi, laki-laki dan perempuan, tetapi yang lebih dominan reinkarnasi “buyut” saya yang perempuan mas, jelas dewiQ. Itulah sebabnya mengapa saya seperti sekarang ini mas, memang sudah begitu adanya Tuhan menciptakan saya, tegas lulusan diploma tiga managamen perhotelan ini.

dewiQ sendiri bercerita sering sekali punya pengalaman dipanggil dengan sebutan “putri” bahkan dalam acara-acara formal, ungkapnya.  Awalnya saya bingung, siapa yang dipanggil sang putri, eh ternyata saya mas. Tentu saya senang sekali.  Untuk itulah semakin yakin bahwa dirinya adalah seorang perempuan reinkarnasi nenek dari silsilah ayah. Bahkan ketika kecil semua hal sudah merasa diri sebagai perempuan mas, bahkan cinta pertama masa anak-anak juga bersama laki-laki, jelas dewiQ.

dewiQ yang lebih senang menuliskan huruf awal namanya dengan huruf kecil dan diakhiri dengan huruf besar dilahirkan di desa Sibetan, Kabupaten Karang Asem, Propinsi Bali, sekitar 85 KM dari kota Denpasar. Desa Sibetan sendiri terletak di kaki gunung Agung, sehingga sangat sejuk dan juga penghasil buah salak terbesar di propinsi Bali.

dewiQ anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya sudah meninggal pada Januari 1999 dan saat itulah dia menjadi tulang punggung keluarga untuk membantu ibu dan adik perempuannya yang sekarang sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Pendapatan dewiQ dari usaha sebagai penari dan perias pengantin, selain itu aktif membantu di beberapa lembaga pemerintah seperti lembaga perlindungan perempuan dan anak serta staff di pengawasan pemilu di Kab. Karang Asem.

Hari itu, dewiQ mondar mandir mempersiapkan beberapa kebutuhan upacara hari raya Galungan, 27 Maret 2013. Dari pembelian perangkat sesaji sampai pakaian yang akan dikenakan untuk sembayang di Pura. Menurut dewiQ saat hari raya Galungan, seperti ada “kewajiban” diri untuk sembayang di beberapa Pura di desanya. Mulai Pura keluarga atau disebut dengan Pura Penataran, pura desa dan pura untuk penghormatan bagi orang yang telah meninggal yang belum dilakukan pembakaran mayat (Pura Dalem).

“Jadi kita akan keliling dari Pura ke Pura mas”, ungkap dewiQ.

Pukul menunjukkan 08.00 pagi waktu setempat, dimulai sembayang bersama keluarga di pura keluarga yang terletak di halaman keluarga.  Ibu, kakak, adik, nenek, kemanakan dan beberapa anggota keluarga dewiQ lainnya bersama-sama secara bergantian untuk berdoa tidak kecuali yang dilakukan oleh dewiQ juga. Setelah selesai, dewiQ bersama ibu, adik dan kerabatnya berkunjung untuk sembayang dibeberapa pura yang ada di sekitar desa. Dari mulai pukul 08.00 sampai selesai sekitar pukul 13.00 siang hari baru selesai sembayangnya. Inipun karena tidak semua tempat di doakan mas, kalau semua bisa sampai sore, ungkap dewiQ.

Saat ibadah, walau dewiQ tidak persis sama berpenampilan seperti laki-laki maupun umumnya perempuan tetapi simbol “feminin” dan dirinya sebagai homoseksual sudah diketahui oleh masyarakat dan keluarga. Ini terlihat dari obrolan dewiQ bersama teman-temannya yang begitu akrab mendiskusikan cowok yang disukainya. Begitu juga ibu dan adiknya juga sudah menerimanya.

Saya gak malu kok mas, punya kakak seperti dia, walau kadang sering meyebalkan tetapi dia baik karena mau membantu keluarga, membantu biaya sekolah saya dan membantu ibu, ungkap Ni Komang Sri Budihartini adik perempuan dewiQ. Bahkan dewiQ sangat akrab dan begitu dekat dengan teman-teman perempuan dan laki-laki di desanya. dewiQ beribadah persis dengan lainnya, tidak ada yang berbeda bahkan tidak ada pandangan-pandangan aneh oleh masyarakat. Semua fokus untuk ibadah.

Dalam ajaran agama Hindu sendiri menurut salah seorang pendeta Hindu, Ida Pedanda Istri Karang (66), ajaran Hindu mengenal adanya jenis kelamin lain selain laki-laki dan perempuan, namanya banci, ungkap sang pendeta. Kemudian di dalam Sastra Peselang (salah satu kitab dalam ajaran Hindu), dijelaskan bahwa Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan manusia ada yang disebut dengan perempuan, laki-laki, perempuan yang “seperti” laki-laki dan laki-laki “seperti” perempuan, ungkap Ida Pedande sang pendeta yang ahli untuk upacara keagamaan Hindu.

Sehingga anggapan sebagian orang yang menyatakan bahwa homoseksual, transgender merupakan budaya barat justru fakta kehidupan dewiQ dan ajaran Hindu menjadi tidak terbukti.

Walau dewiQ mengaku sudah begitu percaya diri dan tidak pernah mendapatkan diskriminasi  yang berarti dari keluarga,masyarakat tetapi dirinya tetap berharap bisa menjadi perempuan “seutuhnya”. Perempuan yang dilegalkan.

“Saya ingin bisa melakukan operasi kelamin menjadi perempuan mas, ceritanya. “Suatu saat nanti mudah-mudahan ada pihak yang akan dapat membantu saya untuk melakukan pergantian kelamin dari mulai persoalan medis, biaya sampai status hukumnya”, ungkap dewi. Saya sudah siap lahir dan bathin mas, jelasnya. Siap untuk menjadi sang dewiQ yang telah ber-reinkarnasi menjadi identitas baru. Perempuan! (Hartoyo)