Search
Close this search box.

[Foto] Bedah Buku: Apakah Hitler Seorang Gay Bottom?

Andris Wisata Aries Putra, narasumber bedah buku (Foto: Hartoyo/Ourvoice)

Ourvoice.or.id- Apakah Hitler seorang gay? tanya Andris Wisata Aries Putra, narasumber bedah buku “Hitler vs Pink Triangle” di Our Voice, Sabtu,16/3/2013.

Serontak para peserta diskusi menjawab, iya, pasti gay. Sang narasumber juga meyakinkan, iya saya yakin pasti Hitler gay dan dia seorang gay yang bottom. Para pesertapun semua tertawa.

Andris, yang alumni hubungan international Universitas Padjajaran Bandung menjelaskan beberapa fakta, mengapa Hitler seorang gay; Pertama, anak buah Hitler banyak yang gay tetapi mengapa yang dibunuh adalah gay-gay yang feminin yang dianggap sebagai gay bottom? Kedua, Hitler suka dandan dan beberapa orang kepercayaannya adalah gay.  Alasan itulah menunjukkan kemungkinan besar Hitler adalah seorang gay bottom 🙂

Pada masa kekuasan Adolf Hitler (1934 sampai 1945) bukan hanya kelompok Jahudi, penyandang cacat saja yang di bunuh tetapi juga kelompok gay, yang akhirnya menelan korban diperkirakan 11 hingga 14 juta orang tewas.

Menurut Andris yang dibunuh adalah gay-gay yang feminin, yang di indikasikan sebagai gay bottom. Gay bottom adalah gay yang secara praktek seksual menempatkan dirinya sebagai pihak yang di anal sex (sering di stigma sebagai gay feminin). Atau ada yang menilai gay bottom gay yang menempatkan diri sebagai “perempuan”.

Mengapa Hitler anti gay? Menurut Andris ada sejarah ketika tahun 1933 ada sosok Ernst Rohm, teman baik Hitler yang pintar mempengaruhi orang lain. Rohm membuat komunitas yang dinamakan Brown Shirt dan sangat berkembang komunitas tersebut, kemudian satu tahun kemudian Hitler merasa terancam dengan keberadaan komunitas itu.  Maka pada 1934 Rohm dibunuh dengan alasan dia seorang gay.

Sejak kejadian itu Hitler kemudian mendaftar orang-orang yang diduga gay, saat itu siapa saja laki-laki yang feminin maka dia adalah gay bottom dan masuk pihak yang ditangkap oleh Hitler. Kelompok gay yang ditangap akan dipaksa menjadi heteroseksual atau dikirim ke camp-camp khusus penyiksaan. Seperti tahanan yang lain, mereka dipaksa bekerja di tambang, dicambuk, dibiarkan kelaparan dan juga digunakan untuk eksperimen penelitian.

Para gay yang ditangkap oleh Hitler diberikan lambang segitiga warna pink. Segitiga melambangkan tanda berbahaya dan pink melambangkan simbol feminin. Jadi kesimpulannya manusia yang berbahaya karena feminin.

Menurut penelitian Prof. Ruediger Lautmann dari Universitas Bremen-Jerman menunjukkan bahwa di camp-camp penyiksaan, kelompok homoseksual memiliki tingkat kematian tertinggi (53%) khususnya di tahun-tahun pertama hukuman.

Tetapi mengapa kalau Hitler gay dia menghancurkan gay juga?”. Menurut Andris, karena secara psikologi setiap gay yang menolak atas dirinya sendiri dan hidup dalam sistem patriaki-heterosentris cenderung akan menutupi identitasnya dengan membenci identitas awalnya/aslinya. Dan sepertinya Hitler mengalami itu, tegasnya. Tentu apakah benar Hitler seorang “gay bottom” atau tidak butuh pencarian dan penelitian lebih dalam lagi. Sampai bertemu kembali pada diskusi-diskusi bedah buku selanjutnya, bulan depan di Our Voice. (Rikky Dan Hartoyo)