Oleh: Breggas*
SuaraKita.org – Setiap bulan Juni, dunia rame banget sama yang namanya Pride Month. Buat kamu yang belum terlalu familiar, ini tuh momen penting buat merayakan keberagaman dan perjuangan teman-teman keberagaman gender dan seksual yang selama ini masih sering banget ngalamin diskriminasi, pengucilan, bahkan kekerasan cuma karena jadi diri mereka sendiri.
Tapi… Pride Month bukan cuma soal parade warna-warni dan posting pelangi di instagram, lhoo. Lebih dari itu, ini tentang merayakan keberanian, menunjukkan solidaritas, dan bikin dunia yang lebih aman dan adil buat semua orang.
Apa Sih yang Bisa Kita Lakuin?
Nggak harus ikut demo gede biar bisa support komunitas LGBTQ+, langkah kecil juga udah keren banget kok, ini beberapa hal yang bisa kamu lakuin untuk support teman – teman Keberagaman Gender dan Seksual :
Dengerin
Kedengarannya sederhana, tapi gak semua orang bisa. Setiap orang pasti pernah jadi tempat cerita, kita semua punya teman, saudara, atau bahkan kenalan yang suatu saat mungkin bakal membuka diri tentang keresahan, tentang identitas, tentang hal-hal yang gak mudah dibicarakan. kadang orang cerita cuma pengen didengerin. Didengerin tanpa dipotong, tanpa dinilai, dan tanpa disuruh berubah. Tapii jadi teman cerita yang aman dan gak ngejudge, itu beda cerita. Belajar untuk paham itu proses kamu gak harus tahu semua istilah atau ngerti semua pengalaman mereka sekarang juga, tapi saat kamu niat belajar dan gak buru-buru menghakimi, kamu udah jadi bagian dari perubahan. Belajar buat bener-bener dengerin bukan cuma soal diam dan mengangguk. Tapi juga soal membuka pikiran, belajar pakai perspektif mereka, dan jujur sama diri sendiri kalau kita masih belum paham dan itu gak apa-apa yang penting: mau belajar, bukan ngegas nge-judge. Yuk mulai dari hal kecil: dengerin dengan tulus, hadir sepenuhnya, dan jadi ruang aman, karena kadang, satu teman yang bisa dipercaya itu udah lebih berarti dari seribu orang yang hanya bilang “gue support kamu” tapi gak pernah benar-benar hadir.
Menjadi Ruang Aman
Gak semua orang punya keberanian untuk coming out. Di masyarakat yang masih sering ngecap, ngejek, bahkan menghakimi keberagaman gender dan seksualitas, membuka diri itu bukan hal kecil butuh keberanian, kepercayaan, dan keyakinan bahwa orang yang mereka ajak bicara kamu adalah orang yang cukup aman untuk nerima mereka apa adanya, tempat yang bisa dijadikan sandaran tanpa takut dinilai. “Makasih udah percaya cerita yaa, aku ada buat kamu” Kalimat sesimpel itu bisa sangat menenangkan. Cerita itu bukan konsumsi publik jangan dipakai buat gosip, jangan dibagikan ke grup, dan jangan merasa kamu punya hak untuk “ngebantu” orang lain tahu. Coming out adalah hak personal, bukan bahan obrolan, ruang aman itu bukan cuma tentang dengerin dan nerima, tapi juga tentang jaga rahasia, jaga rasa, dan jaga kepercayaan. Satu percakapan kecil sama dengan satu pertemanan tulus dan satu dukungan tanpa syarat.
Jangan Jadi Penonton dan Diam
Teman – teman keberagaman gender dan seksualitas sering banget dapet stigma dan diskriminasi, pernyataan atau perkataan kayak:
”Jangan deket – deket ‘ntar ketularan, dia gk normal”
”Eh, itu banci ya?”
Ini sering dilontarkan dengan nada bercanda, tapi efeknya bisa nyakitin banget. Stigma dan diskriminasi masih jadi makanan sehari-hari mereka, entah itu berupa omongan, tatapan, atau perlakuan gak adil. Kamu mungkin gak ngebully. Tapi kalau kamu diam saat orang lain melakukannya, kamu secara gak langsung membiarkan itu terjadi. Diam itu bukan netral—diam bisa juga dianggap setuju, dunia gak akan berubah kalau semua orang memilih untuk diam. Nggak perlu diajak berantem tapi cukup bilang :
“Kayaknya omongan lo nggak oke deh bro.”
“Eh, itu nggak lucu deh.”
Kalimat kayak gitu sederhana, tapi powerful. Karena kamu lagi nunjukin bahwa kamu menolak normalisasi bullying dan diskriminasi. Kamu lagi ngasih sinyal ke lingkungan bahwa gak semua orang oke dengan candaan atau perlakuan yang menyakiti orang lain. Berani speak up bukan berarti cari ribut, itu justru bentuk kepedulian dan integritas. Kamu bisa tetap tenang, sopan, tapi tegas dan di situlah letak keberanian yang sesungguhnya.. Itu justru bentuk kepedulian dan integritas.
Pride Itu Soal Kita Semua
Pride itu bukan cuma tentang siapa yang kamu suka, atau kamu nyaman dipanggil sebagai siapa. Bukan sekadar soal orientasi seksual atau identitas gender, Pride adalah tentang hak untuk menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi, tentang ruang aman di mana setiap orang bisa tumbuh, bermimpi, dan dihargai—apa pun latar belakang mereka. Di balik warna pelangi dan selebrasi, ada sejarah panjang perjuangan dan luka, ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan, ditolak keluarga, diserang hanya karena jadi diri mereka sendiri. Makanya, Pride juga soal melawan ketidakadilan, menolak diskriminasi, dan membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi. Buat kita, generasi muda, ini adalah ajakan untuk peduli, kita mungkin belum tahu segalanya, tapi kita bisa mulai dengan mendengarkan, belajar, dan tidak diam saat lihat ketidakadilan. Dunia ini cukup besar dan indah buat semua orang—asal kita saling dukung, saling respect, dan gak sibuk menilai hidup orang lain. So, yuk kita tunjukkan bahwa generasi muda bisa jadi bagian dari perubahan. Bukan karena kita udah sempurna, tapi karena kita berani peduli, dan kita tahu: semua orang layak merasa dicintai, diterima, dan hidup tanpa rasa takut, kita tunjukkan kalau generasi muda bisa jadi bagian dari perubahan—bukan karena kita sempurna, tapi karena kita peduli.
*Penulis adalah seorang Transman, saat ini bekerja sebagai pekerja sosial tinggal di Jakarta.