Oleh: Alizqy
Memang, sekilas aku dan Ibu adalah sama.
Senyum yang sama, mata yang sama,
marah yang sama, pun emosi kita.
Kita hanya berbeda pada anugerah kita sebagai perempuan.
Lahir hingga dewasanya, Ibu perempuan.
Sama denganku, namun aku adalah perempuan baru,
yang lahir dan besar dikelilingi rona biru.
Dalam dewasa,
keperempuananku harus dipahat.
Digerakkan kerja keras, sambil menelan penolakan dan pahit persembunyian, harus tahu bahwa aku adalah lebih dari tubuh dan rambut panjang.
Dan penerimaan diri seharusnya tidak asing.
Karena manusia terlalu pilih-pilih
atas mana perempuan yang harus dipuji.
Aku dan Ibu tidak bicara banyak soal ini.
Namun selalu ada hal yang aku pelajari dari perempuan lama seperti Ibu. Bahwa menjadi perempuan adalah merasa dengan dalam.
Bahwa harga pada diri memang harus dipegang.
Bahwa kebanggaan merupakan sesuatu yang pribadi.
Aku adalah perempuan baru.
Lahir kembali dengan rasa cocok dan isi kepala baru.
Dengan harga yang aku bela.
Dengan kebanggaan yang digenggam hingga abadi,
hingga semua pribadi baru bisa lega dengan kebaruan masing-masing.