Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Istilah coming out berasal dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika subkultur gay berkembang di banyak kota besar Amerika. Pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an, ada penentangan yang semakin meningkat terhadap kelompok minoritas gender dan seksual, dan mengakibatkan mereka hidup secara rahasia.

National Coming Out Day – October 11

Mengutip artikel di The Conversation, sejarah coming out mengambil makna politik setelah Pemberontakan Stonewall pada tahun 1969, di mana pengunjung Stonewall Inn di New York City melawan serangan polisi.

Pada saat ini, coming out biasanya disandingkan dengan closet, atau lebih lengkapnya coming out of closet. Pada akhir tahun 1960-an, orang queer yang berpura-pura menjadi heteroseksual dikatakan in the closet (di dalam lemari).

Dengan mempresentasikan coming out sebagai cara untuk mengakhiri kebencian dalam diri sendiri dan mencapai kehidupan yang lebih baik, coming out juga bisa digunakan untuk membangun solidaritas.

Lantas apa hubungannya Coming out dengan istilah Melela?

Merujuk website Melela.org, kata melela digunakan penulis Pramoedya Ananta Toer di dalam novelnya berjudul Bukan Pasar Malam yang terbit pada 1951. Pada novel tersebut, kata melela bermakna ‘menunjukkan diri dengan cara yang elok’. Merujuk pada makna tersebut, kata melela dapat digunakan sebagai padanan kata Inggris coming out.

Jadi kesimpulannya, melela merupakan padanan kata yang bisa digunakan untuk mengalih bahasakan istilah coming out. Meski begitu kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama, yakni keluar dari rasa ketakutan dan menjadi diri sendiri seutuhnya. (Esa)