SuaraKita.org – Israel membentuk tim multi-kementerian untuk menemukan cara membuat hidup lebih mudah bagi orang transgender.
Pengumuman tersebut datang dari Menteri Kehakiman Avi Nissenkorn dan Menteri Kesejahteraan Itzik Shmuli minggu ini dan merupakan yang pertama untuk negara tersebut.
Tim tersebut akan mempertemukan Kementerian Kehakiman, Kesehatan, Kesejahteraan dan Pendidikan dengan organisasi komunitas trans. Ini kemudian akan mengajukan proposalnya ke kabinet Israel dalam waktu empat bulan.
Avi Nissenkorn berkata: “Tim akan membahas secara detail, mendengar tentang masalah dan untuk pertama kalinya menyajikan gambaran holistik yang akan memungkinkan kami untuk menyarankan solusi terkait semua aspek kehidupan komunitas transgender di Israel.”
Dia mengakui bahwa ‘pada pertemuan otoritas negara, komunitas transgender mengalami masalah yang tidak perlu’. Namun dia mengatakan pemerintah ingin ‘mengizinkan setiap orang untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan pilihan mereka sendiri, dan dengan cara yang sederhana, dapat diakses dan setara’.
Sementara itu, Itzik Shmuli mengatakan: “Negara Israel sedang memajukan langkah signifikan lainnya menuju tempat di mana semua warga Israel akan merasa setara di hadapan pihak berwenang.”
Trans Israel masih menghadapi kekerasan dan diskriminasi
Israel umumnya memiliki hak LGBT yang lebih baik daripada tetangga terdekatnya. Para transgender dapat mengubah gender legal, namun terkadang mereka kesulitan untuk mendapatkan perawatan untuk disforia gender dan harus membayarnya sendiri.
Penelitian tahun 2015 menunjukkan 41% transgender di negara itu pernah mencoba bunuh diri. Satu dari 10 beralih ke pekerjaan seks. Sementara separuh dari mereka menjadi korban serangan kekerasan karena identitas gender mereka. Dan 68% mengalami diskriminasi di tempat kerja.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sering berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk warga LGBT. Namun, pemerintahnya berulang kali gagal bertindak, seringkali karena opini agama sayap kanan.
Memang, beberapa mengklaim Israel hanya berpura-pura mendukung orang-orang LGBT untuk ‘cuci tangan’ dari pelanggaran yang mereka lakukan terhadap orang-orang Palestina.
Sebuah terobosan bersejarah datang tahun ini ketika Knesset, parlemen Israel, memilih untuk melarang ‘terapi konversi’ LGBT. Namun, RUU tersebut masih harus lolos pemungutan suara lebih lanjut.
Para menteri mengumumkan bahwa Wakil Jaksa Agung Dina Zilber dan Avi Mutula, wakil direktur jenderal Kementerian Kesejahteraan, akan memimpin tim baru.
Mereka akan bertemu dengan organisasi trans termasuk Proyek Gilo, Brit Haleviot, Trans Israel dan Aguda – Gugus Tugas LGBT Israel. (R.A.W)
Sumber: