Search
Close this search box.
Valentina Fluchaire dimahkotai pemenang tahun ini oleh pemenang 2019 Jazelle Barbie Royale. Foto: AFP

SuaraKita.org – Setelah teman-temannya terbunuh dalam serangan transfobik di tanah airnya, Brazil, tujuan Ariella Moura (22) adalah membuat pernyataan menentang diskriminasi gender di kontes transgender top dunia di Thailand.

Kontes tahunan Miss Tiffany’s Universe pada minggu lalu mempertemukan 21 kontestan internasional yang bukan saja menunjukkan kecantikan mereka tetapi juga menyebarkan pesan menantang untuk kesetaraan dari seluruh dunia.

Pemenang kontes, Valentina Fluchaire dari Meksiko, disandangkan selempang dan mahkota oleh Jazelle Barbie Royale dari Amerika Serikat, pemenang kontes tahun 2019.

Tetapi bagi Ariella Moura yang merupakan salah satu finalis malam itu, malam itu jauh daripada sekedar tampil dengan baik.

“Orang-orang berpikiran terbuka di Brasil untuk banyak hal, tetapi ini adalah negara besar … dan untuk seksualitas orang banyak didiskriminasi. Saya tahu banyak teman yang dibunuh, ”kata Ariella Moura, yang dinobatkan sebagai Miss Trans Brazil pada 2019.

“Saya berharap ini akan berubah,” tambahnya, mengecam pandangan transfobik dan homofobik yang keluar dari presiden populis sayap kanan negaranya Jair Bolsonaro.

Ariella Moura memuji orang tuanya karena membantunya melalui stigma dan kesulitan praktis untuk coming out sebagai transgender saat remaja.

“Saya sangat bangga mewakili negara saya,” katanya.

Acara ini telah diadakan sejak 1984 di Pattaya, sebuah kota peristirahatan berjarak beberapa jam dari Bangkok yang terkenal karena kehidupan malamnya yang meriah dan sikap laissez-faire terhadap seks.

Kota ini adalah rumah bagi ribuan transgender perempuan, banyak yang bekerja di industri seks yang luas di kawasan itu karena stigma yang membatasi kesempatan kerja dan pendidikan mereka di tempat lain di Thailand.

Para kontestan mengatakan kontes ini  adalah kesempatan untuk menantang diskriminasi itu.

“Memiliki sikap yang baik menunjukkan kepada orang-orang yang tidak menyukai kita bahwa menjadi orang transgender bukanlah hal yang buruk,” kata kontestan Thailand Ruethaipreeya Nuanglee (22), yang juga seorang finalis dalam kompetisi malam itu.

“Kita tidak bisa membuat orang menyukai kita. Tapi saya punya rencana. Saya ingin menjadi juru bicara untuk mendorong perubahan hukum bagi orang-orang transgender. “

Pattaya sangat terpukul oleh epidemi Covid-19 yang melanda dunia, dengan jumlah wisatawan turun setelah Cina menutup perbatasannya dan ketika pelancong dari negara barat tetap tinggal di rumah karena takut akan wabah itu.

Bisnis telah melaporkan penurunan pendapatan hingga 90% karena wisatawan menunda rencana perjalanan, menyebabkan hotel-hotel kosong dan kios-kios pernak-pernik wisata kehilangan pelanggan. 

Para kontestan Miss Tiffany Universe berpose dalam gaun pesta dan masker wajah sebelum kompetisi untuk mendukung langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengendalikan HIV. (R.A.W)

Sumber:

asiatimes