SuaraKita.org – Sebuah toko roti di Rusia didenda karena menggantung papan nama di pintu masuknya yang melarang pelanggan LGBT.
Toko roti Ipakov Brothers yang terletak di kota Siberia, Kemerovo, dilaporkan menggantung papan kayu bertuliskan larangan kepada LGBT untuk masuk di luar toko mereka.
The Moscow Times melaporkan bahwa pengadilan distrik pusat Kemerovo memutuskan bahwa tampilan itu tidak hanya ofensif tetapi juga ilegal dan mendenda toko roti 10.000 rubel.
Pengadilan mengatakan bahwa tanda di toko roti Rusia “mempermalukan homoseksual sebagai … sekelompok orang dibedakan berdasarkan orientasi seksual” dan berdampak negatif pada perasaan orang lain terhadap orang-orang LGBT.
10.000 rubel adalah hampir setengah dari besaran penghasilan rata-rata pekerja di Siberia.
Ipatov berusaha membenarkan retorikanya homofobiknya dengan mengatakan ia menggantungkan tanda itu karena “keyakinan pribadinya”. Dia mengklaim bahwa kehadiran orang-orang LGBT akan “mempengaruhi anak-anaknya” dan bahwa segala sesuatu yang “tidak alami adalah asing baginya” karena tokonya membuat produk “alami”.
Ini bukan keputusan yang pertama kali terjadi di Rusia. Pada 2017, sebuah toko yang dimiliki oleh aktivis Ortodoks Jerman Sterligov di St. Petersburg mendapat kecaman dari para aktivis LGBT karena menggantungkan tanda serupa di toko pertanian organiknya untuk melarang pelanggan LGBT.
Ipatov mengatakan bahwa komentator online telah membandingkan toko roti Ipanoc dengan rantai toko makanan Sterligov.
Awal bulan ini, pasangan gay Rusia terpaksa melarikan diri dari Rusia untuk menghindari kehilangan putra angkat mereka.
Laporan mengatakan pihak berwenang mengklaim pasangan ini telah melanggar hukum dengan mengatakan kepada anak-anak mereka bahwa mereka sudah menikah, yang menurut pihak berwenang adalah melanggar “hukum propaganda gay” dan mengancam akan membawa anak-anak tersebut pergi.
Seorang juru bicara dari organisasi pendukung LGBT Vykhod , Maksim Olenichev mengatakan bahwa tidak pernah ada situasi seperti ini sebelumnya.
Organisasi itu membantu pasangan tersebut dengan kasus hukum mereka dan menyarankan pasangan gay itu untuk melarikan diri dari Rusia. Situasi ini mengkhawatirkan karena bisa menjadi preseden hukum bagi pasangan sesama jenis di negara ini. Maksim Olenichev berkata, “Kami pikir kami perlu mempertahankan keluarga ini dari tindakan negara. Ini adalah perjuangan berikutnya. (R.A.W)
Sumber: