SuaraKita.org – Qantas meniru kebijakan di kereta bawah tanah London Underground dan mendorong stafnya untuk menghilangkan beberapa kata seperti Ladies and Gentlemen, “honey”, “guys” and “love”.
Alih-alih menggunakan “suami dan istri” sebuah buklet yang diberikan kepada awak kabin dan staf lainnya di perusahaan penerbangan menyarankan agar mereka mulai menggunakan kata-kata seperti “pasangan”, “partner”. Alih-alih “ibu dan ayah”, mereka akan menggunakan bahasa sederhana seperti “orang tua” dalam upaya untuk menggunakan bahasa non-gender.
Eksekutif dari kelompok masyarakat dan budaya, Lesley Grant mengatakan, “Kami memiliki sejarah panjang yang membanggakan dalam mempromosikan inklusifitas di antara kita, pelanggan dan masyarakat, termasuk dukungan terhadap isu-isu masyarakat adat, kesetaraan gender dalam bisnis dan kesetaraan pernikahan”.
Perusahaan juga memperingatkan terhadap tindakan “manterruptions[1]” dan “mansplaining[2]” untuk menghentikan pekerja lelaki membicarakan rekan perempuan mereka.
Perusahaan ini juga menggaris bawahi istilah gender seperti “Chairman”.
Buklet ini menjelaskan, “Bahasa bisa membuat sekelompok orang menjadi tak terlihat,”
“Misalnya, penggunaan istilah ‘chairman’ dapat memperkuat gagasan bahwa pemimpin selalu lelaki.”
Juru bicara Qantas mengatakan bahwa buklet itu dibuat oleh Diversity Council of Australia dan dipasok ke sekitar 150 perusahaan lainnya.
“Kami ingin Qantas menjadi tempat kerja yang inklusif dan kami membagikan beberapa lembar fakta yang dibuat oleh Diversity Council of Australia dengan beberapa saran tentang bahasa yang lebih inklusif, terutama mengenai isu gender, usia dan LGBT.” (R.A.W)
Sumber:
[1] Tindakan lelaki menginterupsi perempuan yang sedang berbicara
[2] Kebiasaan lelaki untuk mendominasi pembicaraan dengan memberi penjelasan detail kepada perempuan.