SuaraKita.org – PBB telah memilih untuk mengadopsi Olympic Truce Resolution dengan bahasa yang melarang diskriminasi LGBT, terlepas dari upaya Mesir dan Rusia untuk menghapusnya.
Sebelum setiap Pertandingan, Majelis akan menyampaikan Olympic Truce Resolution, berjanji untuk mempertahankan perdamaian dan semangat Olimpiade sebelum dan selama pertandingan berlangsung. Resolusi tersebut mencakup Prinsip ke-6 Piagam Olimpiade (Olympic Charter), yang berkomitmen untuk mencegah diskriminasi berdasarkan orientasi seksual, di antara kriteria lainnya.
Tapi saat Olimpiade Musim Dingin 2018 semakin dekat, Mesir dan Rusia berusaha untuk menghapus semua referensi ke Prinsip ke-6.
“Rusia dan Mesir, dua pelanggar HAM LGBT yang terburuk di dunia – mencoba untuk menyebarkan kebencian dan intoleransi mereka dan melemahkan semangat Olimpiade,” kata Direktur Global organisasi Human Rights Campaign, Ty Cobb. “Ini bukan hanya perkelahian kata-kata di selembar kertas, ini adalah usaha untuk menyebarkan pandangan anti-LGBT mereka di seluruh dunia, dan bahkan ke Olimpiade, yang seharusnya menyangkut kesetaraan dan inklusifitas.”
Upaya untuk menghapus Prinsip ke-6 terjadi saat serangan terhadap warga LGBT meningkat di kedua negara: Setelah bendera pelangi terlihat pada sebuah konser di Kairo pada bulan September, pihak berwenang Mesir melancarkan tindakan keras yang telah melibatkan puluhan tersangka homoseksual yang ditangkap dan ditahan. Pada bulan Oktober, sebuah undang-undang diperkenalkan di parlemen untuk mengkriminalisasi homoseksualitas dan orang-orang yang mendukung LGBT.
Di Rusia, pejabat senior menyerukan hukuman penjara bagi pelanggar larangan propaganda anti-gay negara tersebut. Pemerintah juga telah dikritik karena menutup mata terhadap persekusi terhadap LGBT di Chechnya.
“Setelah serangan sistematis terhadap individu LGBT di negara mereka sendiri, mereka sekarang memaksakan pandangan mereka yang mempromosikan kekerasan dan diskriminasi di setiap negara di dunia,” kata Jessica Stern dari OutRight International.
“Pertandingan Olimpiade seharusnya menjadi saat untuk olahraga, teknik, kebanggaan dan komunitas, bukan untuk politik, kebencian dan kekerasan.”
Proteksi orientasi seksual awalnya ditambahkan sebelum Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, setelah Rusia melembagakan larangan gaynya. “Kami tidak bisa membiarkan perundungan ini menargetkan individu LGBT atau melemahkan prinsip komunitas global,” kata Jessica Stern.
Awal bulan ini, AS, Prancis, dan Brasil memblokir upaya Mesir dan Rusia untuk menghapus bahasa non-diskriminasi dari gencatan senjata tersebut. Pada saat yang sama, 17 orang atlet pro diantaranya Billie Jean King, Martina Navratilova, dan Greg Louganis menandatangani sebuah surat terbuka yang meminta Prinsip ke-6 untuk dilindungi.
Pada hari Senin, 13 November, 193 Negara Anggota PBB mengadopsi Olympic Truce Resolution dengan bahasa non-diskriminasi yang utuh.
Olimpiade Musim Dingin 2018 akan berlangsung di Pyeongchang, Korea Selatan, dari 9 Februari 2018 sampai 25 Februari 2018. Rencana sedang dilakukan untuk membangun Pride House di Desa Olimpiade di sana, menjadi Pride House yang pertama di Asia. (R.A.W)
Sumber: