Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Seorang remaja telah memenangkan hak transisi setelah ayahnya mengklaim bahwa otak anaknya telah dicuci oleh dokter.

Pengadilan Keluarga Australia menganggap Ryan berusia 15 tahun sebagai individu yang  ‘cukup kompeten’ untuk mendapatkan terapi testosteron.

Ayahnya mengklaim bahwa anaknya masih terlalu muda, dan telah ‘diindoktrinasi’ oleh dokter yang berusaha ‘mencuci otaknya’.

Ibu Ryan, yang telah bercerai dari sang ayah, mengajukan permohonan ke pengadilan pada bulan Agustus agar remaja tersebut diberi terapi hormon lelaki.

“Sebelumnya saya tidak tahu apa-apa tentang masalah ini. Awalnya saya hanya mengikutinya, berpikir bahwa ini mungkin merupakan fantasi taupun fase kekanak-kanakan yang sedang dia jalani, tapi semakin sering saya berbicara dengannya di telepon, saya semakin menyadari bahwa sebenarnya hal tersebut adalah bukan fantasi atau fase kekanak-kanakan, akhirnya mengatakan kepadanya bahwa kita perlu berbicara secara langsung,” kata ayahnya.

Dan ketika dia berbicara secara empat mata dengan Ryan, hubungan mereka berdua menjadi renggang.

Ayahnya berkata bahwa Ryan telah dicuci otaknya.

Ryan diberi saran oleh dua orang dokter, satu yang mendiagnosis disforia gender dan yang satunya lagi menilai penilaiannya tentang efek pengobatan hormon.

Kedua dokter tersebut merupakan bagian dari kelompok yang mendorong penerimaan transgender.

Ayah Ryan berargumen bahwa dia lebih yakin bahwa anaknya telah dicuci otaknya oleh orang-orang ini agar menganggap transisi adalah sebuah cara untuk keluar dari masalahnya dibandingkan dengan harus mendapatkan perawatan terhadap masalah psikologisnya.

Hakim Stewart Austin dari Pengadilan Keluarga mengatakan bahwa Ryan yang harus memutuskan apa yang harus dilakukan kepada dirinya.

“Berdasarkan bukti yang diberikan oleh dokter, menurut saya Ryan memiliki kompetensi untuk membuat keputusan, ” kata hakim tersebut. (R.A.W)

Sumber:

GSN