SuaraKita.org – Sebuah video berdurasi dua menit beredar di media sosial beberapa hari yang lalu dengan pernyataan pembuka ‘Hai … saya lesbian yang paling dibenci di Mesir‘. Video tersebut berasal dari seorang perempuan muda Mesir bernama Dalia Al-Faghal, yang baru-baru ini melela sebagai lesbian di Facebook.
Dalia Al-Faghal lahir dan dibesarkan di Arab Saudi oleh keluarga asal Mesir. Dia menyembunyikan ketertarikannya pada sesama perempuan selama dia bisa, tulisnya dalam sebuah artikel yang di publikasikan oleh Cairo Scene, namun dirinya mulai memikirkan bahwa seksualitasnya mungkin bukan yang dirinya pikirkan saat berusia 12 tahun.
Pada bulan Juli Dalia menulis status di Facebook yang menjadi awal dari video tersebut, dia menulis tentang melela ke ayahnya sebagai seorang lesbian, memberikan cuplikan dari komentar ayahnya yang mendukung dan sebuah foto dirinya dengan pacarnya.
Cuplikan gambar yang menunjukkan bahwa ayahnya mengucapkan selamat atas hubungan Dalia dengan pacarnya adalah hal pertama yang mendorongnya untuk membuat tulisan tersebut. Dalia ingin menunjukkan kepada publik betapa bangganya dia atas penerimaannya, namun status facebook-nya disambut dengan gelombang serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berisi komentar-komentar yang membenci.
Dalia Al-Faghal dianggap perempuan Mesir pertama yang tampil di depan umum sebagai lesbian yang tinggal di Mesir. Dia menerima reaksi keras dari beberapa pengguna media sosial yang melihat orientasi seksualnya sebagai pelanggaran terhadap tradisi masyarakat konservatif Mesir dan budaya Islam.
Terlepas dari kenyataan bahwa banyak orang yang melancarkan serangan terhadap Dalia, pengguna lain menyatakan dukungannya melalui pesan dan komentar. Feminis dan tokoh terkenal lainnya di Mesir berbagi solidaritas mereka dan menganggap masalah ini sebagai bagian dari kebebasan pribadinya.
Aktor Mesir Amr Salah, yang membintangi seorang lelaki gay di serial TV Ramadan yang baru saja disiarkan ‘L’a Tan’ta f’ea Syams’, adalah salah satu dari banyak orang Mesir terkenal yang menyatakan dukungannya untuk perempuan muda tersebut, meninggalkan komentar yang menggembirakan mengenai video yang dibuat oleh Dalia.
Di sisi lain, komentar Facebook yang penuh kebencian meningkat dengan ancaman pembunuhan terhadap Dalia dan ayahnya.
Mantan ketua komite ‘Fatawa’ di Al-Azhar, institusi Muslim terbesar di Mesir, Abdel Hamied Al-Atrash, mengatakan bahwa, “Dalia adalah korban kelalaian dari keluarganya dan juga masyarakat termasuk peran Al- Azhar. Kegiatan LGBT dilarang dalam Islam dan dianggap dosa, masyarakat Mesir tidak akan mudah menerima kasus semacam itu, oleh karena itu harus ada upaya untuk menasihatinya, tapi tujuannya untuk menghindari perhatian dari media. “
Abdel Hamied Al-Atrash mengatakan bahwa Al-Azhar harus mengintervensi dan memberi nasehat kepada Dalia, dan untuk menuntunnya ke jalan yang benar, dengan menambahkan bahwa media harus mengurangi sorotan pada kisahnya.
Sebaliknya, direktur Nazra for Feminist Studies, Mozn Hassan, mengatakan bahwa Dalia yang melela sebagai lesbian dianggap sebagai ‘kebebasan pribadi’, mencatat bahwa setiap orang di dalam masyarakat bebas melakukan sesuatu yang tidak akan menyebabkan kerusakan untuk yang lainnya.
“Kita harus menghormati sikap orang lain selama sikap ini tidak membahayakan kita. Dalia memiliki hak untuk hidup damai karena dia tidak melakukan kejahatan dan semua orang berhak untuk bersikap adil terhadap sikapnya, “jelasnya.
Mesir menyaksikan banyak kasus transeksual yang dipublikasikan selama tiga dekade terakhir; Namun Dalia dianggap sebagai kasus pertama di mana seorang perempuan Mesir telah melela sebagai lesbian di depan umum.
Pada tahun 2004, aktris transeksual terkenal Mesir, Hanan al-Tawil, yang diakui sebagai individu transeksual pertama yang melela secara terbuka, meninggal pada tahun 2004 dengan penyebab yang ambigu. (R.A.W)
Sumber: