SuaraKita.org – Enam orang tentara transgender diundang untuk menghadiri MTV Video Music Awards (VMA) tahun ini sebagai sebuah pernyataan menentang larangan yang diajukan oleh Donald Trump terhadap tentara transgender yang bertugas di Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Sterling James Crutcher, Logan Ireland, Jennifer Peace, dan Akira Wyatt, dan veteran Laila Ireland dan Brynn Tannehill berjalan di karpet merah. Melakukan serangkaian wawancara dan berpose untuk foto bersama dengan para selebriti.
‘Setiap patriot yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk memperjuangkan kebebasan dan berdiri untuk kesetaraan adalah pahlawan di MTV, dan kepada kaum muda di mana saja,’ kata presiden MTV Chris McCarthy dalam sebuah pernyataan menjelang VMA malam tadi.
“Bangsa kita tetap aman karena kita memiliki pasukan yang terbaik dan paling cemerlang yang mempertahankannya,” kata Jennifer Peace, seorang tentara transgender.
“Jadi saya berharap orang-orang yang menonton VMA melihat dan berpikir,’ Hei, jika kita mengecualikan orang-orang yang memenuhi syarat dan mampu melayani, dan kita mengusir mereka keluar – dan kita tidak mengajukan seseorang untuk masuk kemiliter hanya karena orang tersebut transgender, bukan berdasarkan potensinya, apakah kita akan merasa aman seperti yang seharusnya? ”
Lembaga pembela hak LGBT GLAAD dan SPARTA, sebuah kelompok pelayanan veteran LGBT bergabung dengan para tentara tersebut di VMA.
“MTV terus menjadi pelopor dan pembela bagi komunitas LGBT dengan memberikan salah satu platform yang paling terlihat pada suara yang perlu didengar,” kata Sarah Kate Ellis, Presiden dan CEO GLAAD.
“Sepanjang semua tweet, memo, dan spekulasi, transgender pemberani Amerika masih melayani negara mereka dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini sambil memenuhi standar ketat dari rekan mereka. Kami bangga berdiri bersama mereka”.
Pada hari Jumat lalu Presiden Donald Trump mengeluarkan sebuah memo yang mengumumkan berakhirnya dinas militer transgender mulai bulan Maret 2018.
Hal ini mengikuti serangkaian tweet yang dia kirim pada bulan Juli yang mengatakan bahwa pasukan transgender tidak boleh lagi mengabdi kepada negara karena ‘biaya medis dan hambatan’ yang akan mereka timbulkan. Ini terlepas dari kenyataan bahwa biaya perawatan kesehatan trans militer hanya seperlima dari biaya yang dihabiskannya untuk viagra.
Advokat, pakar dan personil militer serta anggota parlemen telah mengutuk larangan yang diajukan oleh Donald Trump.
Pasukan transgender dan ACLU (American Civil Liberties Union) telah mengajukan tuntutan hukum secara terpisah untuk mencoba dan menghentikan larangan tersebut. (R.A.W)
Sumber: