Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Monika Shahi Nath, yang mengidentifikasi dirinya sebagai individu jenis kelamin ketiga, dan suaminya Ramesh Nath Yogi menikah pada bulan mei lalu dan kemudian mendaftarkan ikatan pernikahan tersebut bulan Juli lalu di kota asal mereka yang terletak di Nepal barat.

Meskipun kita yakin bahwa pernikahan mereka adalah sebuah pernikahan yang “bahagia selamanya” , namun bagi Monika Shahi Nath pernikahan juga menunjukkan sebuah pesan politik yang terbuka.

“Ini adalah sebuah usaha saya untuk membangunkan pemerintah Nepal agat melakukan perubahan hukum,” katanya. “Orang lain seperti saya seharusnya juga memiliki hak untuk menikahi orang yang mereka cintai.”

“Perubahan hukum” yang diminta Monika merujuk pada undang-undang Nepal yang belum mengakui pernikahan sesama jenis dan transgender.  “Saya bukan istri hanya demi nama,” katanya dalam sebuah video. “Saya juga ingin menjadi istri secara resmi.”

Menurut Human Rights Watch, Nepal secara resmi telah membuat kemajuan penting dibandingkan negara-negara Asia Selatan lainnya dalam hal inisiatif gender dan seksualitas dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2013, warga negara Nepal dapat memilih opsi gender ketiga; Pada tahun 2015, paspor bagi warga negara Nepal  dapat dikeluarkan dengan huruf “O” untuk “Others (yang lain)” untuk menandakan pemiliknya diidentifikasi sebagai bukan lelaki atau perempuan; Dan pada tahun 2015, Nepal mengubah konstitusi untuk memasukkan perlindungan hak yang sama bagi masyarakat LGBT.

Meski begitu, Nepal belum masuk dalam daftar negara-negara di seluruh dunia yang mengesahkan pernikahan sesama jenis atau transgender. Jadi, sementara cinta Monika Shahi Nath dan Ramesh Nath Yogi mencari pengakuan dengan segala cara, secara hukum merka bisa dianggap kriminal.

 “Validitas perkawinan sesama jenis atau perkawinan seks ketiga dapat dipertanyakan bahkan setelah pendaftaran perkawinan jika bertentangan dengan undang-undang yang ada,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, Deepak Kafle.

Tapi bagi pasangan tersebut, undang-undang yang ada masih jauh dari harapan.

“Saya pikir,karena pernikahan kita, masyarakat harus berubah, dan akan berubah” kata Ramesh Nath Yogi dalam sebuah video. “Tidak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki”. (R.A.W)