SuaraKita.org – Poster yang yang mengadvokasi kesetaraan hak untuk komunitas LGBT muncul di jalanan Baghdad.
Poster tersebut menampilkan gambar dua tangan, dilukis dengan warna pelangi, membuat bentuk hati di atas singkatan LGBTI.
Sebuah ungkapan di samping gambar, yang ditulis dalam bahasa Arab, berbunyi, “Saya setara dengan Anda. Perbedaan adalah dasar kehidupan.”
Foto-foto poster tersebut kemudian diunggah ke halaman Facebook Baghdad1, banyak reaksi positif yang didapat namun banyak juga reaksi kemarahan dari pengunjung halaman Facebook tersebut
“Saya harap hari ini kita saling menerima,” tulis salah satu pengguna Facebook, yang diterjemahkan dari bahasa Arab.
“Saya peduli dengan orang, rasa kemanusiaannya, moralitasnya dan perlakuannya dan saya tidak mau ikut campur dalam urusan tempat tidurnya,” tulis yang lain.
Kampanye tersebut muncul di bulan suci Ramadan di Irak, sebuah negara yang tidak melarang homoseksualitas, namun dilaporkan adanya tindakan pelanggaran hak asasi manusia. Organisasi Human Rights Watch melaporkan penculikan, pembunuhan dan penyiksaan brutal terhadap anggota komunitas LGBT selama satu dekade terakhir.
Aktivisme LGBT di Irak baru saja mendapat perhatian berkat munculnya kelompok bawah tanah bernama IraQueer. IraQueer mengatakan dalam situsnya bahwa mereka adalah “organisasi hak asasi manusia pertama yang berfokus pada komunitas LGBT + di wilayah Irak / Kurdistan”. Pendirinya, Amir Ashour, terpaksa melarikan diri ke Swedia pada tahun 2015 setelah dia menerima ancaman pembunuhan.
“Teknologi, dan terutama media sosial, telah mengubah wajah aktivisme, mereka memiliki banyak dampak bagi kita,” kata Amir Ashour.
“Bahwa saya dan rekan-rekan aktivis saya dapat berbicara jarak jauh dan menyembunyikan identitas kami … itu tidak akan mungkin terjadi sampai beberapa tahun terakhir ini.”
Dengan bangkitnya ISIS di Irak selama tiga tahun terakhir, muncul kekhawatiran baru tentang kesetaraan LGBT dan keamanan masyarakat. ARA News Network menerbitkan laporan – peringatan, yang berisi foto-foto yang mungkin akan membuat pembaca merasa tertekan dengan menampilkan berita korban kekerasan yang dilakukan oleh ISIS atas dasar kebencian. (R.A.W)
Sumber: