SuaraKita.org – Komunitas LGBT di Venezuela bersukacita setelah Mahkamah Agung negara tersebut menerima sebuah petisi yang diajukan oleh kelompok pembela hak transgender untuk mengizinkan perubahan gender dan nama terhadap individu transgender.
Dengan keputusan yang diumumkan pada awal bulan ini, pengadilan tinggi mengkonfirmasi penerimaan mereka terhadap permintaan legalitas hukum yang diajukan oleh lima aktivis dari organisasi Divas of Venezuela pada bulan April lalu, yang meminta pengadilan untuk mengakui hak atas “identifikasi dan ekspresi gender yang dirasakan. “
Hal tersebut diajukan berdasarkan pasal 20 dalam Konstitusi Bolivarian Venezuela, yang menyatakan bahwa orang memiliki hak untuk “mengembangkan kepribadian mereka secara bebas.” Mahkamah Agung Venezuela menerima argumen para aktivis bahwa dengan tidak diizinkannya mengubah nama atau gender mereka akan mengakibatkan perlakuan diskriminatif dan bahwa penderitaan mereka atas diskriminasi yang didapatkan akan melanggar ketentuan konstitusional.
Kasus yang diajukan oleh para aktivis sekarang akan dinilai secara individual, karena mereka akan menyerahkan laporan mereka tentang status perkawinan mereka, akte kelahiran dan laporan medis psikologis dan psikiatri dalam dua minggu ke depan.
“Kami mengucapkan selamat atas keputusan Mahkamah Agung ini dan kami akan memenuhi semua kewajiban yang tertulis dalam keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh komunitas transgender dan untuk pribadi kita sendiri,” kata salah satu aktivis dan seorang pengacara transgender, Richelle Briceño.
“Besar harapan kali terhadap keputusan tersebut, mengingat bahwa kami hanya memanfaatkan prinsip-prinsip konstitusional yang membela hak-hak yang sesuai dengan kami sebagai warga Venezuela,” tambahnya.
Organisasi LGBT lainnya di Venezuela juga memuji keputusan tersebut dengan menyebut keputusan itu sebagai “langkah maju menuju pengakuan hak asasi manusia terhadap penduduk transgender dan transeksual, yang telah didiskualifikasi secara historis dan sosial.” Walaupun ada organisasi bersikap kritis terhadap fakta bahwa diperlukan laporan medis psikologis dan psikiatri untuk memenuhi keinginan mereka merubah nama dan gender.
Kasus ini memiliki potensi untuk dijadikan sebuah contoh yang signifikan di negara ini, karena walaupun undang-undang saat ini mengizinkan warga negara mengubah nama mereka, memungkinkan perubahan gender belum disertakan.
Kemenangan untuk komunitas transgender Venezuela ini diawali oleh keputusan Mahkamah Agung pada bulan Desember 2016 yang menjunjung tinggi persamaan hak anak-anak yang lahir dari keluarga-keluarga LGBT. (R.A.W)
Sumber: Telesurtv