SuaraKita.org – Bisnis di Asia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara di benua lain dalam hal memberikan lingkungan yang inklusif dan setara bagi pegawai LGBT.
Mercer, sebuah perusahaan konsultan baru saja mengeluarkan sebuah jurnal penelitian dengan judul LGBT Benefits around the World Survey. Hasilnya, terungkap bahwa perusahaan di Amerika Utara hampir dua kali lebih mungkin untuk memberikan tunjangan yang sama antara pegawai LGBT dan pegawai heteroseksual dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Asia.
Dalam penelitian tersebut, mereka mewawancarai perusahaan-perusahaan di lebih dari 50 negara. Asia menempati urutan terendah dari 7 kawasan yang dimasukkan ke dalam survei penelitian. Hanya 49% dari perusahaan di Asia yang memberikan tunjangan yang setara kepada pegawai LGBT mereka. Singapura menempati urutan terendah di Asia dengan hanya 15% dari perusahaan yang memberikan tunjangan yang setara.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan beberapa alasan mengapa perusahaan tidak memberikan tunjangan yang setara kepada pegawai LGBT mereka. Separuh dari perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan mereka tertahan oleh hukum negara. Sepertiga yang lain mengatakan karena budaya dan prasangka sosial, sementara beberapa diantaranya mengaku tidak sanggup untuk memberikan tunjangan tersebut.
Ditemukan juga bahwa mulai banyak perusahaan di dunia yang mengadopsi kebijakan-kebijakan yang melindungi LGBT terhadap diskriminasi dan pelecehan yang terjadi di tempat mereka bekerja. Di Asia sendiri isu-isu kesetaraan dan keberagaman termasuk pegawai LGBT menjadi topik yang diperbincangkan di perusahaan-perusahaan. Sebanyak 49% dari perusahaan di Singapura memiliki kebijakan non-diskriminatif yang melindungi pegawai LGBT. Di Hong Kong 54% perusahaan memiliki kebijakan yang sama dan juga sebanyak 58% perusahaan yang berada di Malaysia. (R.A.W)
Sumber: