SuaraKita.org – Minggu lalu puluhan ribu LGBT dan pendukungnya dengan kostum pelangi berwarna-warni melakukan pawai di jalan-jalan utama kota Taipei, ibukota Taiwan untuk merayakan Taipei Pride 2016. Para peserta melewati Istana Presiden dengan dua spanduk pelangi raksasa yang terbentang diiringi oleh marching band.
Taiwan dianggap salah satu negara yang paling liberal dibanding negara-negara Asia lainnya dalam hal hak asasi manusia, tapi reformasi hukum kesetaraan perkawinan tetap stagnan karena resistensi dari partai Kuomintang (KMT), yang mendominasi politik selama beberapa dekade sebelum dijatuhkan oleh DPP pada bulan Mei.
Aktivis LGBT menyebut festival tahun ini sebagai “momen penting” dalam gerakan hak-hak kesetaraan, dan telah memberikan tekanan kepada Presiden terpilih Tsai Ing-wen, yang berjanji untuk meningkatkan kesetaraan ketika ia terpilih pada bulan Januari lalu. Terpilihnya Tsai Ing-wen diyakini bisa membuat Taiwan menjadi negara pertama di kawasan ini untuk mengenalkan kesetaraan dalam pernikahan.
Partai Progresif Demokratik (DPP) yang kini berkuasa telah mengajukan draf RUU baru awal pekan ini yang bertujuan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis, dan digambarkan sebagai “terobosan” untuk kesetaraan hak. DPP secara luas dianggap bersimpati kepada komunitas LGBT oleh masyarakat Taiwan.
Kantor berita The Taipei Times melaporkan awal pekan bahwa akan ada langkah-langkah baru yang akan memungkinkan pasangan sejenis karyawan partai DPP mendapatkan jatah cuti bulan madu dan hadiah pernikahan serta mendapatkan hak-hak yang sama seperti apa yang didapatkan oleh pasangan heteroseksual.
Corrine Chang seorang peserta parade mengatakan “Seruan untuk kesetaraan pernikahan terasa lebih kuat dibanding tahun sebelumnya. Kami berharap pernikahan sejenis dapat direalisasikan secepatnya agar anak kami mendapatkan 2 orang ibu yang sah secara hukum”. (R.A.W)
Sumber