Search
Close this search box.

n-lgbtsurvey-z-20160824-870x580

Suarakita.org –  Sebuah riset yang dilakukan oleh LGBT Marketing Lab antara tanggal 8 sampai 11 agustus 2016 dengan 566 responden yang terdiri dari 285 orang lelaki dan 281 orang perempuan membuahkan hasil sebagai berikut:

4,9% dari responden mengatakan mereka akan menerima dengan baik jika anak-anak mereka melela sebagai LGBT, sementara 18.4% mengatakan akan terkejut ketika mendapatkan kabar tersebut tapi dalam waktu singkat akan membaik. 27% mengatakan akan menerima kenyataan tersebut seiring dengan waktu dan 38,9% merasa enggan walaupun akhirnya  menerima jika anak-anak mereka melela sebagai LGBT. Namun, masih ada 10,8% yang mengatakan bahwa mereka tidak mau menerima kenyataan jika anak-anak mereka melela sebagai LGBT.

“Tingkat kesadaran masyarakat semakin meningkat terhadap penerimaan terhadap LGBT. Sikap tersebut berkembang, seiring tentang pemberitaan dari pemerintah lokal dan perusahaan-perusahaan yang menerima dan menghargai keberadaan LGBT di lingkungan mereka,” ucap seorang penanggung jawab riset tersebut.

Japan LGBT Research Institute, sebuah lembaga lain pada bulan Juni lalu mengatakan dalam hasil survey mereka bahwa 8% dari polulasi warga Jepang, atau 1 dari 13 orang berasal dari minoritas seksual.

Pejabat dari LGBT Marketing Lab  mengatakan bahwa survey ini diadakan dalam rangka menyongsong Hari Melela Nasional pada tanggal 11 oktober mendatang. Yang tiap tahun diperingati oleh komunitas LGBT, karena orang tua memiliki pengaruh besar dalam hidup anak-anak.

Adapun alasan untuk menerima anak-anak yang melela sebagai LGBT, 61,2% dari orang tua yang menerima mengatakan bahwa LGBT bukan sesuatu yang mampu mereka ubah dan 42,6% mengatakan mereka telah belajar melalui media bahwa ada keberagaman dalam seksualitas.

Sedangkan alasan dari sebagian besar orang tua yang tidak menerima anak-anak mereka melela sebagai LGBT adalah karena mereka khawatir tentang masa depan anak-anak mereka, dan  29% mengatakan mereka malu terhadap diri mereka sebagai orang tua. Terungkap juga dalam surver tersebut bahwa 21.3% dari orang tua yang tidak bisa menerima anak-anak mereka melela sebagai LGBT percaya bahwa preferensi seksual disebabkan oleh suatu penyakit, dan 13% dari mereka mengatakan bahwa LGBT dapat “disembuhkan”.

LGBT Marketing Lab mengatakan bahwa hasil survey menunjukkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang LGBT sangat mempengaruhi kesediaan orang tua untuk menerima anak-anak yang melela sebagai LGBT. (R.A.W)

Sumber
japantimes