Search
Close this search box.

[Puisi] Tidak Ada Minuman Keras Hari Ini

booze-640x480

 

Oleh: Wida Puspitosari

 

Seorang perempuan muda melihat batinnya dirajang sinis

Purnalah ia, menuju nirwana yang kancap akan duri Euphorbia

Bersama sunyi, ia berdekap mesra, menuju penghabisan

Tiada kawan, apalagi kesayangan

Mati sia-sia

 

Diam-diam, darahnya muncrat dari mata rahim

Cairannya akan jadi komposisi api neraka, seperti maumu

Marilah kesana, akan ia cabik jantinamu dengan siungnya

Agar dirimu fasih berseru: ini semua salah minuman keras!

Kata yang begitu fana,

 

Tapi inilah rasanya hidup di dunia yang lalai merasa

Yang fana jadi makin fana

Kau tahu?

Ada sebuah jagat, mendung dan berkabut

Atmosfernya redup, sedikit oksigen tersisa

Mendorong luluh-lulunya tuk merintik, jadi ratusan cemooh yang abai nuraga

Cederanya tak lagi berarti

Seorang nayaka dan mantan nayaka berujar satiris bukan kepalang

Menjerit kencang jika darah yang muncrat dari mata rahim itu disebabkan oleh arak,

bukan otak yang retak

 

Ia sedih

Semuanya jadi gulita

Siapa nyana, orang bergelar sarjana sungguh ulung bersulap kata?

Terkadang perempuan muda itu berpikir,

Bahwa hidup di tanah ini tak perlu dipikir-pikir,

agar kecewa tak menjelma getir

 

Tidak ada minuman keras hari ini

Yang ada hanya indeks kejalangan manusia yang fasis sejak dalam akalnya

Tak warga negara, tak nayaka, sekalipun mereka saleh

Semuanya sama

 

Adalah selayang pandang,

ketika perempuan muda ini pernah mendapati untaian garib dalam gelap bentalanya: 

Inga*, sekotor-kotornya hati setan, masihlah kotor hati manusia.

 

 

 

 

*Sapaan untuk kakak perempuan di Bengkulu

 

Bagikan