Search
Close this search box.

IBM_lgbt_latamSuaraKita.org – Bagi Atsushi Kawada (54), berjuang untuk hak-hak LGBT tanpa coming out di perusahaan tempat dia bekerja selama 30 tahun adalah sebuah hal terberat yang dia jalani. Pada bulan Januari lalu, Atsushi Kawada menjadi karyawan pertama IBM Jepang Ltd yang terdaftar di bawah program baru perusahaan yang mengakui ikatan sesama jenis dan mendapatkan hak imbalan kerja  yang sama seperti pasangan heteroseksual di perusahaan tersebut.

Selama lebih dari 10 tahun, Atsushi Kawada telah ikut berjuang untuk persamaan hak bagi kaum minoritas seksual sekaligus menjaga rahasia gaya hidupnya dari rekan-rekan kerjanya.

“Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya di perusahaan ini. Saya berterima kasih untuk dukungan mereka dalam hal ini”.

Berkat upaya dari Atsushi Kawada, karyawan LGBT di IBM dapat menerima hak-hak yang sama dari perusahaan seperti karyawan hetero seksual. akan tetapi tak satupun rekan-rekan kerjanya mengetahui bahwa dia adalah gay sampai pada akhirnya Atsushi Kawada coming out.

Titik balik  dialaminya  ketika ditugaskan ke Amerika Serikat tahun 2003. Manajer kantor cabang yang dikunjunginya adalah seorang gay. Dia merekomendasikan Atsushi Kawada untuk menghadiri konferensi yang dihadiri lebih dari 100 karyawan IBM dari seluruh dunia yang menjadi bagian dari kaum minoritas seksual. Ini menjadi “pembuka mata” bagi Atsushi Kawada dan terkesan oleh sikap perusahaan.  Setelah kembali ke Jepang, ia berbicara dengan departemen sumber daya manusia dan mengadakan sebuah konferensi telepon anonim di mana karyawan LGBT bisa berpartisipasi.

atsushi kawada
Atsushi Kawada

Atsushi Kawada menyadari bahwa beberapa karyawan tidak dapat melakukan potensi mereka sepenuhnya karena mereka harus terus-menerus menyembunyikan jati diri mereka. Dia berpikir bahwa ini adalah bahaya bagi individu itu sendiri dan perusahaan. Akan tetapi  Atsushi  Kawada juga masih belum memiliki keberanian untuk membuka orientasi seksualnya. Meski begitu, dia terus mendesak perusahaan untuk lebih mendukung karyawan minoritas seksual. Langkah demi langkah, beberapa program baru dijalankan. Kegiatan ini meliputi pelatihan untuk menyebarkan kesadaran LGBT, kamar mandi bebas gender dan hadiah uang tunai untuk pasangan pengantin baru sesama jenis

Atsushi Kawada akhirnya bisa mengungkapkan dirinya kepada  rekan-rekan kerjanya di musim semi 2015, ketika ia memberikan pidato di depan 50 orang setelah menerima penghargaan bisnis.

“IBM memiliki budaya menerima keberagaman dan yang memungkinkan saya untuk mencapai kesejahteraan,” katanya dalam pidato.

Program baru IBM Jepang didorong oleh keyakinannya bahwa “penerimaan terhadap
(jati diri) orang lain yang berbeda akan menghasilkan sebuah inovasi pemikiran bagi perusahaan”. Sekarang, peningkatan jumlah perusahaan di Jepang yang mengadopsi kebijakan yang ramah LGBT, dan program-program serupa mulai terlihat di perusahaan lainnya. (Radi Arya Wangsareja)

sumber

www.asahi.com