Search
Close this search box.

Danish Girl : Kisah Transgender Di Tahun 1920-an

Suarakita.org- Sabtu, 19 Maret 2016, Suara Kita mengadakan pemutaran film Danish Girl. Bertempat di Sekretariat Suara Kita, 23 orang menghadiri acara ini. Pemutaran ini adalah pemutaran film kedua dalam tahun ini.

Danish Girl adalah film besutan Tom Hooper yang diadaptasi dari novel berjudul The Danish Girl karya David Ebersoff. Berlatar Denmark pertangahan 1920-an, Film ini bercerita tentang Einar Wegener (Eddie Redmayne), seorang transgender yang melakukan operasi penyesuaian kelamin. Einar Wegener adalah seorang pelukis, yang menikahi Gerda Wegner (Alicia Vikander) yang juga seorang pelukis. Suatu waktu, Gerda meminta suaminya untuk berdandan seperti perempuan dan menjadi model lukisannya. Ketika menjadi model lukisan, Einar merasa dia menemukan dirinya yang hilang. Einar pun mengakui sejak dulu dia merasa adalah seorang perempuan. Kemudian Einer bercerita masalah ini kepada istrinya. Gerda pun sedih, dia merasa kehilangan sosok suami yang dicintai.

Einar, perlahan tapi pasti, bertransisi menjadi sosok perempuan bernama Lily Elbe. Butuh waktu bagi Gerda untuk menerima kondisi Einar. Bergulirnya waktu, Gerda pun menerima Einar sebagai Lily Elbe. Hingga saat Einar mengambil keputusan besar dalam hidupnya, yakni menjalani operasi penyesuaian kelamin yang saat itu belum pernah dilakukan dan punya resiko kematian, Gerda tetap mendampingi Einer.

“Jangan pernah tanya ‘sudah operasi belom?’ ke transgender”, ungkap Katrina (bukan nama sebenarnya), transeksual asal Jakarta saat sesi diskusi. Katrina menjelaskan, pertanyaan tersebut sangat tidak sopan dan membuat teman-teman transgender terganggu.

Jane Katleya, waria asal Bogor mengungkapkan pengalaman tidak mengenakkan saat urus Kartu Tanda Penduduk (KTP). Jane bercerita bahwa KTP yang dia punya masih ditulis berjenis kelamin laki-laki, padahal saat kepemimpinan kepala desa sebelumnya, KTP-nya bisa ditulis jenis kelamin perempuan.

Jane menceritakan bahwa sang kepala desa menyarankan dia untuk mengajukan permohonan mengganti nama dan identitas ke pengadilan. Untuk masalah ini, Jane harus merogoh kocek sebanyak sepuluh juta. Tentu saja ini terlalu mahal bagi Jane Katleya.

“Jadi ya udahlah, nunggu kepala desa yang ini habis masa jabatannya”, ungkap Jane, berharap bila kepala desa berganti kebijakan pun akan berganti. (Teguh Iman)